Pasokan Sembako Aman, Harga Terkendali

:


Oleh Endang Kamajaya Saputra, Selasa, 31 Maret 2020 | 21:29 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 583


Jakarta, InfoPublik – Dalam keadaan krisis pandemi virus Covid-2019, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menegaskan terus mengawal harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok (bapok) hingga  menjelang Puasa dan Lebaran 2020. Juga untuk mengantisipasi kenaikan permintaan masyarakat terhadap bapok. Tugas berat namun wajib dilakukan karena berhubungan engan kebutuhan rakyat.

Mendag Agus menjelaskan, Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Puasa dan Lebaran pada Rabu (4/3/2020) silam, merupakan langkah pemerintah mengidentifikasi kesiapan kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, dan pelaku usaha dalam menjaga stabilitas harga bapok menjelang bulan puasa dan Lebaran.

Melalui rapat ini juga diidentifikasi kecukupan stok bapok di daerah-daerah. Setelah Rakornas, selanjutnya dilaksanakan rapat koordinasi ke daerah-daerah (rakorda) dan pemantauan langsung ke pasar rakyat, ritel modern, gudang Bulog, dan distributor di 34 provinsi.

Program tersebut dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan Maret hingga minggu ke-2 bulan April 2020. Kemendag menurunkan Tim Penetrasi Pasar ke 205 pasar pantauan di 82 kabupaten/kota untuk mengawal kelancaran dan kecukupan stok/pasokan bapok di pasar rakyat.

Mendag menjelaskan, apabila ada potensi kekurangan pasokan, maka tim akan bekerja sama dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, perum Bulog, satgas pangan, serta para pelaku usaha barang kebutuhan pokok untuk segera melakukan suplai langsung kepada para pedagang yang ada di pasar.

Mendag Agus menekankan, agar pasokan dan harga bapok tetap terkendali seperti tahun-tahun sebelumnya, diperlukan sinergi langkah dan upaya pemerintah pusat bersama pemerintah daerah, beserta pelaku usaha pangan.

Selanjutnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) angkat suara terkait dengan aksi borong sembako oleh masyarakat di beberapa pasar swalayan. Aksi tersebut dilakukan pasca Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan dua warga Indonesia terjangkit virus Covid-19 pada awal Maret 2020 lalu. 

Ada sembilan poin yang disampaikan Kemendag untuk pelaku usaha dan masyarakat Indonesia. Intinya, pemerintah memastikan ketersediaan stok atau pasokan barang kebutuhan pokok cukup. Masyarakat juga harus tetap tenang dan sebaiknya melakukan kegiatan normal pada umumnya.

Adapun sembilan poin pesan Kemendag, sebagai berikut:

  1. Pemerintah menghimbau masyarakat agar tetap tenang, dan melakukan kegiatan seperti biasa
  2. Pemerintah menjamin ketersediaan stok/pasokan barang kebutuhan pokok cukup, baik di pasar rakyat maupun ritel modern, didukung oleh ketersediaan stok barang kebutuhan pokok di Perum Bulog, produsen, distributor, dan importir.
  3. Adapun terkait isu virus Covid-19 yang sempat dikhawatirkan oleh para pelaku usaha bahwa tidak akan terdapat pasokan dari luar negeri utamanya produk hortikultura/bawang putih dari Tiongkok, hal tersebut tidak perlu menjadi kekawatiran lagi karena sesuai dengan Permendag Nomor 10 Tahun 2020 tentang Larangan Impor Sementara Binatang Hidup dari Tiongkok, pemerintah hanya melarang sementara impor binatang hidup atau binatang hidup yang telah transit di Tiongkok, untuk komoditi bawang putih tetap bisa diimpor dari Tiongkok.
  4. Dalam waktu dekat akan menghadapi Puasa dan Lebaran, yang biasanya terjadi peningkatan permintaan masyarakat terutama barang kebutuhan pokok dan berpotensi mendorong kenaikan harga barang kebutuhan pokok pada periode tersebut.
  5. Menghadapi momen tersebut, saat ini Kemendag akan melakukan Rapat Koordinasi Nasional pada Selasa, 3 Maret 2020 mengundang para Kepala Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan, Korwil-Korlap Tim Stabilisasi harga (meliputi Eselon I dan II Kemendag), Kementerian/Lembaga terkait, serta para pelaku usaha barang kebutuhan pokok.
  6. Untuk pemenuhan kebutuhan beberapa komoditas pangan seperti halnya gula pasir dan bawang putih, kami juga telah menerbitkan Persetujuan Impor (PI) untuk kedua komoditi dimaksud yang diharapkan akan segera terealisasi untuk memenuhi kebutuhan bulan puasa dan lebaran 2020.
  7. Apabila terjadi gejolak harga akibat gangguan pasokan, Kemendag akan menggerakkan BUMN dan pelaku usaha swasta untuk melakukan Operasi Pasar agar dapat menyeimbangkan pasokan di pasar.
  8. Kelancaran distribusi dan efisiensi biaya logistik juga diupayakan bekerjasama dengan Kemenhub, salah satunya melalui program Gerai Maritim, yang membantu menyalurkan barang kebutuhan pokok dari pulau Jawa ke daerah-daerah T3 (tertinggal, terdepan, terluar).
  9. Terkait dengan antisipasi kemungkinan aksi spekulasi/penimbunan barang kebutuhan pokok, Kemendag menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang, belanja secukupnya, stok kebutuhan bahan pokok tersedia. Juga penting untuk jaga kesehatan dan biasakan pola hidup sehat.

Impor Gula, Bawang Bombay dan Bawang Putih

Selanjutnya, Kemendag bergerak cepat untuk mengamankan ketersediaan bawang bombay, bawang putih hingga gula di pasar dalam negeri yang kian menipis. Mendag Agus menyebut langkah-langkah yang dikeluarkan dalam mengantisipasi persoalan itu. Seperti membuka keran impor.

Untuk bawang bombay misalnya, dia menyebut sudah menerbitkan Surat Persetujuan Impor. Hal ini sesuai dengan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).

"Kita sudah pesan bawang bombay ada dua konsumsi dan industri yang konsumsi ini kan. Masuk ke kita 2.000 sudah kita rilis dan dikeluarkan sesegera mungkin kalau RIPH," kata Mendag Agus di Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Keran impor bawang putih dan gula juga dilonggarkan. Dia mengakui memang impor bawang kebanyakan berasal dari China. Namun, karena ada permasalahan virus Covid-19 maka pihaknya membuka alternatif impor dari India."Termasuk juga bawang putih. Nah ini ada kebijakan yang merelaksasi kebijakan impor apabila dengan penanganan minggu ini belum juga, nanti kita lebih relaksasikan lagi ketentuan impornya," ujarnya.

Adapun, dia menegaskan bahwa izin impor bawang putih sudah diterbitkan. Sebanyak 60 ribu ton yang akan dijadikan stok pasar dalam negeri mendatang."Sudah keluar itu. Lain-lain kita menunggu terus bagaimana ini kita percepat dan kita koordinasi dengan Kementan. Kita sudah sinergikan semua," tambahnya.

Upaya Kementan Jaga Pasokan Bawang Putih

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menerbitkan RIPH untuk komoditas bawang putih. Total volume bawang putih yang diberikan rekomendasinya sebanyak 103.000 ton. "[RIPH] 103.000 ton sudah diterbitkan Jumat kemarin," ujar Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto, Senin (10/02/2020).

Meski tak merinci berapa banyak perusahaan yang mendapatkan RIPH tersebut, tetapi Prihasto memastikan RIPH yang diberikan tengah diproses di Kementerian Perdagangan untuk mendapatkan persetujuan impor.

Lebih lanjut, Prihasto membeberkan, kebanyakan bawang putih yang akan diimpor berasal dari China. Dia pun mengatakan, impor bawang putih dari China diizinkan, mengingat dari hasil rapat terbatas yang dilakukan, tidak terdapat penularan virus Covid-19 melalui tanaman.

Sebelumnya, harga bawang putih mengalami lonjakan. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga bawang putih sampai Senin (10/02/2020) sudah mencapai Rp 55.300 per kg.

Prihasto mengaku, tingginya harga karena pasokan bawang putih yang menipis. Dia berharap, harga bawang putih pun kembali stabil setelah impor bisa direalisasikan.

Sejauh ini, Prihasto mengatakan, saat ini masih terdapat stok bawang putih sebanyak 70.000 ton, yang diperkirakan akan mencukupi kebutuhan hingga Maret. Nantinya, RIPH yang diberikan pun untuk memenuhi kebutuhan bawang putih beberapa bulan berikutnya.

"Terakhir stok kurang lebih 70.000 ton, sampai Maret nanti sebetulnya stok itu cukup, tetapi kita buka lagi untuk mengantisipasi 2-3 bulan ke depan," tutur Prihasto.

Ia menjelaskan kebutuhan bawang putih nasional sekitar 560.000-580.000 ton per tahun atau sekitar 47.000 ton per bulan, dimana kemampuan produksi dalam negeri hanya sekitar 85.000 ton.

"Dari data yang ada, produksi bawang putih dalam negeri sekitar 85.000 ton, tetapi itu difokuskan untuk benih dulu, supaya kalau kita ngejar dirproduksi dalam negeri bawang putih itu," paparnya.

Pastikan Harga Terkendali

Selanjutnya Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto menyatakan pemerintah pusat terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) di tengah keadaan sulit saat ini karena mewabahnya virus Covid-19 di Indonesia. Hal ini disampaikan Dirjen Suhanto saat memberikan keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (25/03/2020).

Berdasarkan pantauan Kemendag pada 24 Maret 2020, harga rata-rata nasional untuk beras, minyak goreng, tepung terigu, kedelai, daging sapi, telur ayam ras, dan bawang merah umumnya relatif stabil.

Sementara itu daging ayam ras, cabe merah keriting, dan cabe merah besar harganya turun dibandingkan bulan sebelumnya. Hanya bawang putih yang belum turun secara signifikan.

Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga yaitu gula pasir dan cabe rawit merah. Gula pasir naik 23,4 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi Rp17.781/kg atau 42,25 persen di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp12.500/kg. Sedangkan cabe rawit merah naik 8,45 persen menjadi Rp48.500/kg dibandingkan bulan sebelumnya.

“Secara umum kondisi pasokan bapok cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan puasa di bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2020. Khusus untuk bawang putih dan gula pasir, saat ini sedang diupayakan ada penambahan stok melalui impor dan penugasan BUMN,” ungkap Suhanto.

Ia menyampaikan, Pemerintah telah melakukan beberapa langkah dalam menjaga ketersediaan barang kebutuhan pokok. Untuk komoditas bawang putih, Kemendag telah menyetujui Persetujuan Impor (PI) sekitar 150 ribu ton dan sudah terlaksana 11 ribu ton pada 19 Maret 2020.

Selain itu, dalam mempercepat izin impor untuk menambah pasokan di dalam negeri, Kemendag telah menerbitkan Permendag Nomor 27 Tahun 2020. Intinya dalam Permendag ini komoditas bawang putih dan bawang bombay tidak lagi memerlukan Persetujuan Impor (PI) dan Laporan Surveyor (LS) dalam proses importasi yang berlaku hingga 31 Mei 2020.

“Kemendag dan Satgas Pangan juga melakukan pemantauan ke seluruh gudang importir untuk memastikan tidak ada perusahaan yang melakukan penimbunan dan memanfaatkan situasi seperti saat ini, serta terus melakukan pengawasan secara intensif. Pihak-pihak yang melanggar aturan yang telah ditetapkan, tentu akan ditindak tegas,” jelas Suhanto.

Sementara itu, untuk komoditas gula pasir, Kemendag telah menjamin ketersediaan stok gula pasir dan diperkirakan siap dipasarkan awal April 2020. Selain itu, Kemendag juga akan menyediakan pemenuhan kebutuhan gula konsumsi bagi masyarakat selama empat bulan ke depan sampai Juni 2020.

Suhanto juga berharap, kerja sama dengan media dalam membuat pemberitaan dapat menjadikan masyarakat tenang, serta tidak melakukan panic buying. “Dalam kondisi darurat wabah virus corona saat ini, memang diperlukan perhatian dan peran serta semua pemangku kepentingan,” pungkas Suhanto.

Sumber Foto: Antara