Cemas COVID-19, Indonesia  Tetap Impor Bawang Putih dari Tiongkok

:


Oleh Endang Kamajaya Saputra, Senin, 24 Februari 2020 | 15:59 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 380


Jakarta, InfoPublik - Bawang putih kembali menyedot perhatian warga.  Stok komoditas penyedap masakan itu semakin menipis. Di pasar tradisional, harganya membumbung tinggi, hingga mencapai Rp 70 ribu per kilogram (kg), per akhir pekan lalu.

Menyikapi hal itu, Pemerintah mengimbau para importir untuk menggelontorkan dan jangan menimbun pasokan. Stok menipis, juga buntut  penundaan impor bawang putih sejak akhir tahun lalu dan awal tahun 2020, sejak ada virus corona (COVID-19) melanda Tiongkok.

Impor Bawang Putih di Januari 2020

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor bawang putih yang terjadi selama Januari 2020 sebanyak 1.508 ton atau senilai US$ 1,8 juta. Angka ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 1.327 ton atau senilai US$ 872.490.

Sementara jika dibandingkan Desember 2019 volume impor bawang putih tercatat turun hingga 98%. Pasalnya pada Desember 2019 impor bawang putih tercatat 106.894 atau senilai US$ 123,4 juta. Impor bawang putih ini secara keseluruhan berasal dari Tiongkok.

Sepanjang 2019, total impor yang masuk ke Indonesia tercatat 465.344 ton atau senilai US$ 529,9 juta yang juga berasal dari Tiongkok.

Sementara sepanjang 2018, impor bawang putih mencapai 582.994 ton atau senilai US$ 497,2 juta. Impor ini didominasi dari Tiongkok, sebanyak 580.845 ton, disusul dari Taiwan sebanyak 1.684 ton, dan dari India hanya 464 ton.

Sebelumnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan Surat Perizinan Impor (SPI) bawang putih dengan volume 62.000 ton. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendag, Oke Nurwan mengatakan di Jakarta, Kamis (13/2/2020) bahwa ada 62.000 ton bawang putih  akan segera masuk ke Indonesia.

Oke mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) mengirimkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bawang putih untuk 103.000 ton kepada Kemendag. Namun, saat ini baru 62.000 ton yang memenuhi persyaratan impor Kemendag. "103.000 sudah terbit (RIPH dari Kementan), kan yang baru masuk, itu sudah kita proses, kalau lengkap. Jadi tergantung mereka," ungkapnya.

Harga bawang putih naik signifikan di awal Februari seiring dengan kasus merebaknya virus corona yang terjadi terutama di Tiongkok. Tiongkok selama ini jadi pemasok utama bawang putih impor ke Indonesia.

Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga rata-rata bawang putih ukuran sedang di pasar tradisional di seluruh provinsi pada hari ini, Senin (17/2/2020) berada di Rp 51.700/kg.

Jika dibandingkan dengan harga di awal Januari yang berkisar Rp 39.650/kg maka harga bawang putih naik secara fantastis. Bahkan harga bawang putih sempat turun menjadi Rp 36.500/kg pada 21 Januari 2020. Artinya harga bawang putih telah naik 41,6% jika dibandingkan pada 21 Januari lalu.

Harga bawang putih mulai merangkak naik pada awal Februari. Di hari terakhir bulan Januari, harga bawang putih di pasar tradisional masih di angka Rp 36.450/kg. Namun pada 3 Februari harga naik Rp 8.200 menjadi Rp 44.650/kg.

Harga bawang putih sempat mencapai level tertingginya pada 11 Februari 2020 di Rp 55.700/kg. Setelah itu harga berangsur-angsur turun.

COVID-19 Picu Kenaikan Harga

Kenaikan harga bawang putih yang signifikan terjadi seiring dengan merebaknya virus corona baru yang dinamai COVID-19 di Tiongkok. Dalam memenuhi kebutuhan bawang putih domestik, Indonesia masih mengandalkan impor, terutama dari Tiongkok.

Lebih dari 90% kebutuhan bawang putih domestik dipasok oleh Tiongkok. Pada 2018, impor bawang putih RI dari Tiongkok mencapai 580,6 ribu ton senilai US$ 493,6 juta. Sementara tahun lalu impor bawang putih Indonesia dari Tiongkok mencapai 465,3 ribu ton.

Tiongkok memang merupakan produsen utama bawang putih global. Menurut data World Atlas, tiap tahunnya Tiongkok memproduksi 20 juta ton bawang putih, sementara itu di posisi kedua ada India dengan rata-rata produksi per tahunnya mencapai 1,25 juta ton.

Di posisi ketiga ada Korea Selatan dengan rata-rata produksi mencapai 350 kilo ton per tahun. Baru ada Mesir dan Rusia masing-masing 260 kiloton per tahun.

Jadi memang ada kekhawatiran akan ada gangguan pada pengiriman bawang putih dari Tiongkok, mengingat libur tahun baru imlek diperpanjang dan banyak pelabuhan yang masih belum beroperasi secara penuh akibat virus corona.

Kenaikan harga terjadi lantaran stok yang makin menipis. Stok yang menipis diduga ada masalah pada distribusinya sehingga memicu kelangkaan di pasaran.

Oleh karenanya, pemerintah mengimbau para importir untuk menggelontorkan dan jangan menimbun pasokan.

Hal ini juga karena pemerintah sempat menunda impor bawang putih sejak akhir tahun lalu dan awal tahun 2020 sejak ada virus corona melanda Tiongkok. Namun, karena kelangkaan dan harga melonjak akhirnya dibuka kembali izin impor bawang putih asal Tiongkok.

Sementara itu untuk harga-harga komoditas pangan lain cenderung stabil dan bahkan ada yang mengalami penurunan signifikan seperti harga cabai rawit merah yang turun 20,54% dibanding 21 Januari 2020. Berikut ini adalah detailnya :

Harga Komoditas Pangan (Rp/Kg)

Bahan Pokok

21 Januari

17 Februari

Change*

Change* (%)

Bawang Merah Ukuran Sedang (Kg)

37,500

39,650

2,150

5.7

Bawang Putih Ukuran Sedang (Kg)

36,500

51,700

15,200

41.6

Beras Kualitas Medium 1 (Kg)

11,850

11,950

100

0.8

Cabai Rawit Merah (Kg)

70,350

55,900

-14,450

-20.5

Cabe Merah Besar (Kg)

52,350

54,750

2,400

4.6

Cabe Merah Kriting (Kg)

44,900

45,600

700

1.6

Cabe Rawit Hijau (Kg)

42,550

40,000

-2,550

-6.0

Daging Ayam Ras Segar (Kg)

32,650

34,300

1,650

5.1

Daging Sapi Kualitas 2 (Kg)

113,000

112,750

-250

-0.2

Gula Pasir Lokal (Kg)

14,000

14,150

150

1.1

Minyak Goreng Curah

12,800

12,650

-150

-1.2

Telur Ayam Ras Segar (Kg)

25,450

25,450

0

0.0

 

Sumber : Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional

Sumber Foto: Antara