Potret Kesehatan Indonesia dalam Riskesdas 2018

:


Oleh Juli, Jumat, 2 November 2018 | 11:59 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Jakarta, InfoPublik - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan telah menyelesaikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan secara terintegrasi dengan Susenas Maret (Badan Pusat Statistik).

Keterangan resmi Kemenkes yang dikutip Jumat (2/11) menjelaskan, terintegrasinya riset ini sangat penting karena dimungkinkan analisis yang lebih mendalam. Status kesehatan dan determinan kesehatan bisa dilihat dari faktor sosial ekonomi, sehingga informasi yang dihasilkan lebih komprehensif.

Data Riskesdas juga dapat digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM), sehingga dapat diketahui perubahan pencapaian sasaran pembangunan kesehatan di setiap level wilayah, dari tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional.

Pengumpulan data Riskesdas yang dilakukan pada 300.000 sampel rumah tangga (1,2 juta jiwa) telah menghasilkan beragam data dan informasi yang memperlihatkan wajah kesehatan Indonesia. Data dan informasi ini meliputi Status Gizi; Kesehatan Ibu; Kesehatan Anak; Penyakit Menular; Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa, dan Kesehatan Gigi Mulut; Disabilitas dan Cidera; Kesehatan Lingkungan; Akses Pelayanan Kesehatan; dan Pelayanan Kesehatan Tradisional.

Status Gizi

Riskesdas 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia. Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek turun dari 37,2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 30,8 persen. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang turun dari 19,6 persen (Riskesdas 2013) menjadi 17,7 persen.

Namun yang perlu menjadi perhatian adalah adanya tren peningkatan proporsi obesitas pada orang dewasa sejak 2007 sebagai berikut 10,5 persen (Riskesdas 2007), 14,8 persen (Riskesdas 2013) dan 21,8 persen (Riskesdas 2018).

Kesehatan Ibu

Kesehatan ibu di Indonesia juga membaik terlihat dari meningkatnya proporsi pemeriksaan kehamilan dari 95,2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 96,1 persen, proporsi pemeriksaan kehamilan (k1 ideal) dari 81,3 persen (Riskesdas 2013) menjadi 86 persen, proporsi pemeriksaan kehamilan (k4) dari 70 persen (Riskesdas 2013) menjadi 74,1 persen, proporsi persalinan di fasilitas kesehatan dari 66,7 persen (Riskesdas 2013) menjadi 79,3 persen.

Sama halnya dengan proporsi pelayanan kunjungan nifas lengkap yang meningkat dari 32,1 perseb (Riskesdas 2013) menjadi 37 persen.

Kesehatan Anak

Perlu menjadi perhatian adalah data cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak umur 12-23 bulan, Riskesdas 2018 menunjukkan cakupan imunisasi sebesar 57,9 persen. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan Riskesdas 2013 sebesar 59,2 persen.

Penyakit Menular

Prevalensi penyakit menular seperti ISPA, malaria dan diare pada balita mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2013. Prevalensi ISPA turun dari 13,8 persen menjadi 4,4 persen, malaria turun dari 1,4 persen menjadi 0,4 persen, sama halnya dengan diare pada balita juga turun dari 18,5 persen menjadi 12,3 persen.

Penting untuk diperhatikan adalah prevalensi TB Paru berdasarkan diagnosis dokter tidak mengalami pergeseran, yakni sebesar 0,4 perseb dan prevalensi pneumonia yang naik dari 1,6 persen menjadi 2 persen.

Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa, dan Kesehatan Gigi Mulut

Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.

Prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen; prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen, dan penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.

Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.

Sejak  2013 prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) terus meningkat, yaitu 7,2 persen (Riskesdas 2013), 8,8 persen (Sirkesnas 2016) dan 9,1 persen (Riskesdas 2018). Data proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3 persen menjadi 3,3 persen.

Demikian juga proporsi aktivitas fisik kurang juga naik dari 26,1 persen menjadi 33,5 persen dan 0,8 persen mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Hal lainnya adalah proporsi konsumsi buah dan sayur kurang pada penduduk ≥ 5 tahun, masih sangat bermasalah yaitu sebesar 95,5 persen.

Peningkatan proporsi gangguan jiwa pada data yang didapatkan Riskesdas 2018 cukup signifikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, naik dari 1,7 persen menjadi 7 persen.

Untuk kesehatan gigi dan mulut, Riskesdas 2018 mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6 persen dan yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2 persen Adapun proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8 persen.

Disabilitas dan Cedera

Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi disabilitas pada umur 5-17 tahun sebesar 3,3 persen dan pada umur 18-59 tahun sebesar 22 persen. Pada umur 60 ke atas 2,6 persen mengalami disabilitas berat dan ketergantungan total. Terjadi penurunan cidera yang terjadi dijalan raya yaitu dari 42,8 persen (Riskesdas 2013) menjadi 31,4 persen.

Kesehatan Lingkungan

Data kesehatan lingkungan terlihat dari pemakaian air per hari dan pengelolaan sampah. Dibandingkan dengan Riskesdas 2013, dirumah tangga pemakaian air < 20L per orang per hari turun dari 5 persen menjadi 2,2 persen. Untuk pengelolaan sampah, rumah tangga yang mengelola dengan membakar sebesar 49,5 persen.

Akses Pelayanan Kesehatan

Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi pengetahuan rumah tangga terhadap kemudahan akses ke rumah sakit sebagai berikut; mudah 37,1 persen sulit 36,9 persen dan sangat sulit 26 persen. Analisis dilihat dari jenis transportasi, waktu tempuh dan biaya.

Pelayanan Kesehatan Tradisional

Pelayanan kesehatan tradisional Riskesdas 2018 dilihat dari pemanfaatan taman obat keluarga (toga), proporsinya sebesar 24,6 persen Proporsi pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional sedikit meningkat, dari 30,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 31,4 persen.

Data dan informasi hasil Riskesdas 2018 diatas adalah indikator Riskesdas yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Indikator yang dilakukan secara terintegrasi dengan Susenas akan dirilis bersama dengan Badan Pusat Statistik. Data-data ini bersifat deskriptif, sedangkan analisis lebih detil akan dilaporkan secara khusus. Hasil Riskesdas ini dapat diakses melalui www.litbang.kemkes.go.id. (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes)