Kemdagri Imbau Masyarakat Tidak Unggah Data Kependudukan

:


Oleh Eko Budiono, Minggu, 28 Juli 2019 | 15:25 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 643


Jakarta,InfoPublik-Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengimbau masyarakat tidak mudah mengunggah data kependudukan, seperti KTP elektronik (KTP-el), Kartu Keluarga (KK), dan  Kartu Identitas Anak (KIA) ke media sosial (Medsos).

"Data itu akan muncul dalam mesin pencari Google, sehingga mudah disalahgunakan bahkan diperjualbelikan," kata Direktur Jenderal (Dirjen)  Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Zudan Arif Fakhrulloh, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/7).
 

Menurut Zudan, banyak sekali data, gambar KTP-el, serta KK bermunculan di Medsos.

Zudan menyebutkan,  dengan mengetik ketik 'KTP elektronik' di Google, dalam sekedipan mata (0,46 detik) muncul 8.750.000 data dan gambar KTP elektronik yang gambarnya tidak diblur.

Data itu terpampang atau terbaca dengan jelas. Begitu juga ketika ketik clue 'Kartu Keluarga' di google, maka dalam waktu 0,56 detik muncul tak kurang 38.700.000 hasil data dan gambar KK.

Bahkan masyarakat juga dengan mudah menyerahkan copy KTP-el, KK untuk suatu keperluan, seperti mengurus SIM. 

"Data KTP-el dan nomor hand phone (HP) kita itu sudah kita sebarluaskan sendiri saat masuk hotel, perkantoran, dan lain-lain. Tak ada jaminan data tadi aman tidak dibagikan ke pihak lain sehingga muncul banyak penipuan," paparnya.

Ia menambahkan, ketika mengisi ulang pulsa di konter, atau warung kerap diminta menulis sendiri nomor HP di sebuah buku. Data Nomor HP di buku tadi ternyata laku dijual dan ada pembelinya.

"Jadi saya pastikan data kependudukan yang dijualbelikan itu bukan berasal dari Dukcapil. Saya juga ingin memastikan bahwa data NIK, serta KK tersimpan aman di data base Dukcapil dan tidak bocor seperti dugaan masyarakat," tuturnya.

Sistem pengamanan data center Dukcapil dibuat berlapis, harus melalui tiga kali tahapan pindai sidik jari buat yang mau masuk ke data center. Dukcapil juga menggunakan jalur Virtual Private Network (VPN), atau jaringan pribadi virtual  saat berhubungan dengan operator.

"Jadi kalau bocor dari dalam sangat kecil kemungkinannya. Yang paling memungkinkan adalah penyalahgunaan data yang beredar luas di Google tadi, dan dikumpulkan serta diolah oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan," pungkasnya.