Kominfo Ajak Insan Pers dan Masyarakat Kawal Pemilu Serentak 2019 Agar Berjalan Demokrasi

:


Oleh Baheramsyah, Sabtu, 23 Februari 2019 | 11:57 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 161


 

Yogyakarta,InfoPublik – Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemKominfo) bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mengajak insan pers dan masyarakat untuk melakykan pengawalan terhadap berjalannya pemilu serentak pada 17 April 2019 agar berjalan secara demokrasi dan damai.

Ajakan tersebut diungkapkan pada sosialisasi pemilu 2019 melalui workshop peliputan pemilu 2019 dengan tema “ Masyarakat Pers Mengawal Pemilu Yang Demokratis dan Bermartabat” yang bertempat di The Alana Hotel Yogyakarta, Kamis (21/2/2019).

Workshop pemilu diikuti oleh berbegai insan pers sebanyak 200 peserta yang terdiri dari 100 peserta wartawan televisi dan media online, 50 mahasiswa yang aktif di media dan 50 blogger.

narasumber dalam workshop tersebut, Ketua KPU Arief Budiman, Ketua Bawaslu Abhan, Direktur Pengelolaan Media Kominfo, Siti Meiningsih, Ketua Bidang Pendidikan PWI Nurjaman Mochtar dan Dewan Pers Jimmi Silalahi.

Ketua PWI Yogyakarta Sihono dalam sambutanya mengatakan, wartawan dalam meliput pemilu harus bersifat netral tidak boleh memihak salah satu pasangan maupun partai politik.

Jadi wartawan harus mentaati peraturan pers agar tidak belok belok , jadi harus jalan lurus agar karyanya diinginkan oleh rakyat, dimaui oleh masyarakat, karya nya juga diinginkan oleh public, jadi bukan karya yang diinginkan oleh pemilik media dan di maui oleh politisi juga jangan karya yang dimaui oleh wartawan itu sendiri. Itu yang harus kita perhatikan dan kita pahami,” paparnya.

Sihono menegaskan, tentunya media ini bukan untuk kepentingan pemilik modal dan politisi tapi untuk kepentingan rakyat umumnya, itu yang harus diperhatikan.
Cuma sekarang persoalan kepentingan sangat besar sekali khususnya kepentingan politik dan ekonomi di siti kita tidak kuat sehingga ikut terseret ke kepentingan itu.
“Saya berharap kepada generasi muda di Yogyakarta, karena Yogyakarta potensial untuk menjaga keistimewaan,” ujarnya.

Menurutnya, Kita harus memahami keistimewaan yogja jangan kita tinggal di jogya tidak paham tentang filosofi keistimewaan, kemudian disemangati oleh gotong royong karena gotong royong itu adalah keistimewaan dari jogya.

“Saya berharap antara hati dan pikiran harus sama bila tidak maka anda bukan wartawan istimewa, bukan bloger istimewa,” tuturnya.

Sementara Direktur Pengelolaan Media Kominfo, Siti Meiningsih mengatakan ada kekhawatiran tingkat partisipasi dal pemilu 2019 ini, oleh karena itu kominfo bekerjasama dengan semua stakeholder untuk mengajak semua pihak terutama media untuk mengawal pemilu yang demokrasi dan bermartabat

Saat ini sedang ramai di media sosial (medsos) tentang percakapan Golput mencapai 77.500 dari tanggal 23 januari 2019 yang menyatakan bahwa total tentang kecenderungan untuk tidak memilih.
Pemilih muda pada tahun 2018 ini cukup besar, dari data BPS menyatakan hasil sensus penduduk tahun 2010 sangat potensial pemilih muda dimana sebagian besar adalah generasi muda.

Menurut hasik survey Abdi dimana penetrasi pengguna internet saat ini sudah mencapai 143,25 juta jiwa atau mencapai 50,68 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai260 juta jiwa.

Pengguna medsos komposisinya pada usia produktif antara 19 sampai 35 tahun, jadi dibandingkan jumlah penduduk Indonesia, jadi pengguna mobile bisa satu banding dua dan satu banding tiga, karena satu orang bisa memiliki satu hingga tiga handphone (HP).