Kirab Pemuda Indonesia 2018 Harus Berimajinasi

:


Oleh Wandi, Minggu, 18 November 2018 | 21:05 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 408


Jakarta, InfoPublik - Kirab Pemuda Indonesia 2018 merupakan ikhtiar dalam rangka menyusun imanijasi, baik tentang diri kaum muda, maupun bangsa dan negara Indonesia secara keseluruhan. Dan ini memang pekerjaan yang paling tidak mudah, karena Indonesia ini sangat kompleks. Diakui Fahri, bahwa untuk membangun imajinasi tentang Indonesia tidak diperlukan trust, tetapi diperlukan kehidupan.

“Kirab yang dilakukan para pemuda selama 73 hari, hanya ikhtiar untuk mengimajinasi kompleksitas ini. “Hati-hati ya. Sebab ini yang menurut saya diantara kemungkinan jebakan-jebakan kita di masa depan menjadi tidak solid, gara-gara imajinasi tentang Indonesia ini, kita mau sederhanakan. Itu tidak bisa," katanya.

Oleh karena itu, Fahri mengaku sering berulang-ulang sebagai politisi mengingat sambil marah juga, agar jangan ada yang menanggap bahwa Indonesia ini disusun karena kepentingan ekonomi. Wilayah di Pulau Jawa diikuti, bukan karena lebih maju atau lebih kaya, bahkan menurutnya lebih miskin dalam banyak hal.

 

“Makanya daerah-daerah di Sumatera menyumbang, Aceh menyumbang Seulawah-nya, Indrapura menyumbang uang jutaan golden. Jadi bukan karena kaya Jawa ini, tapi karena ada imajinasi yang disusun yang menyebabkan kita semua merasa terlibat dari bagian dari narasi itu," tutur Fahri.

 

Fahri mengatakan anak-anak muda yang masuk dalam Kirab Pemuda Indonesia 2018 ini, untuk merangkai puzzle-puzzle itu dan amanah bagi anak muda untuk meneruskan imajinasi tersebut. Makanya, jangan berhenti menulis dan membaca tentang Indonesia dan jangan berhenti menggambarkan sekompleks apa negara agar lebih banyak orang yang mengerti tentang Indonesia.

 

“Indonesia ini kalau nanti disalahpahami oleh orang luar, jangankan orang luar, kita ini bisa salah paham, karena Indonesia ini begitu kompleksnya. Anda adalah agen-agen itu. Dan saya sangat berharap dari anda," pesan legislator dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

 

Maka dari itu, untuk generasi yang ada di masa kini, Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) itu berharap anak muda dari 34 provinsi beserta senior yang ada harus saling berdialog, mengingat banyaknya permasalahan yang harus dipahami.

 

“Terutama melakukan dialog langsung. Maksud saya bukan yang terjebak pada kesibukan bersosial media. Kenapa? Kadang-kadang sosial media tidak menjelaskan substanisinya, tetapi menyeret kita kepada sensainya," tutup Fahri.