Media Mainstream Seharusnya Mengedukasi Publik Tentang Pemilu yang Mencerahkan

:


Oleh Wawan Budiyanto, Selasa, 16 Oktober 2018 | 23:24 WIB - Redaktur: Juli - 351


Banjarmasin, InfoPublik - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti menegaskan, tingkat kepercayaan publik terhadap informasi yang disajikan oleh media mainstream lebih tinggi dibandingkan dengan informasi yang disajikan media sosial (medsos).

Menurut Niken, karena dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan, media mainstream memiliki peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengedukasi masyarakat tentang pemilu yang langsung, umum, bersih, jujur dan adil.

"Nah peluang ini harus dimanfaatkan oleh media mainstream untuk edukasi tentang pemilu kemudian untuk mencerahkan agar konflik konflik di media sosial bisa tereliminasi," ujarnya di sela acara Editor's Forum Media Bermartabat untuk Pemilu Berkualitas di Banjarmasin, Selasa (16/10).

Menurutnya, hal tersebut berdasarkan penelitian atau survei yang dilakukan oleh Edelman Trust Barometer yang menyampaikan laporannya pada 2018.

Media Mainstream adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas, terukur, dan dapat dipertanggung jawabkan. karena memiliki badan hukum dan lembaga pers yang jelas dan terbuka.

"Masyarakat sekarang sudah sangat cerdas. Kepercayaan masyarakat terhadap media mainstream itu +5 dibandingkan kepercayaan masyarakat terhadap informasi dari platform medsos itu -2," kata Niken.

Dijelaskan, dalam perkembangannya medsos sering digunakan untuk hal yang negatif, padahal sebetulnya medsos bisa digunakan untuk hal yang positif.

"Bisa untuk promosi, rekreasi, berinteraksi dan lain sebagainya. Tetapi memang pada kenyataannya kita rasakan medsos ada sebagian orang yang menggunakan untuk memproduksi konten negatif misalnya hoax, ujaran kebencian, fitnah, provokasi, menghasut," jelasnya.

Ia menambahkan, sekarang ini ketika bangsa Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi media mainstream mempunyai peluang yang besar untuk menjadi cek fakta.

"Jadi kalau masyarakat akan mendapatkan informasi yang benar ya melalui media mainstream. Media mainstream mempunyai kode etiknya dan orang-orang yang memang betul-betul profesional di bidangnya," sebut Niken.