Jelang Pemilu 2019, Kemkominfo Blokir 1.600 Akun Penyebar Hoax

:


Oleh Jhon Rico, Minggu, 17 Maret 2019 | 23:19 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 337


Malang, InfoPublik - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, pihaknya sudah menutup sekitar 1600 akun yang menyebarkan dan memviralkan konten hoax jelang Pemilu 2019.

"Tadi jam 12:00, sudah sekitar 1600 akun yang menyebarkan, memfiralkan konten penyebaran (hoax) tersebut ditutup oleh Kominfo. Mengapa? itu membuat masyarakat takut. Satu, itu bisa memprovokasi kita," kata Rudiantara dalam acara bertajuk Santun Bermedia Untuk Pemilu Damai di Gedung Kesenian Gajayana, Nusakambangan Kasin Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (16/3).

Ia pun menegaskan, pihaknya tidak ingin menangani hal ini dengan cara represif dengan sedikit- sedikit menutup akun- akun tersebut yang nantinya dianggap melanggar hak asasi manusia.

Namun ia berharap agar semua pihak bisa lebih mengerti bahwa menyebarkan berita hoax tidak ada manfaatnya.

"Tapi kita harus sadar, lama- lama kita harus belajar bahwa yang ini (menyebarkan berita hoax) membawa mudarat yang lebih banyak daripada manfaatnya. Jadi kita harus sadar diri," terang dia.

Ia pun menghimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan berita- berita hoax yang ada di media sosial.

"Jangan sampai kita terprovokasi. Di adu- adu gara- gara (berita hoax) itu. Kita negara yang kuat yang mempunyai toleransi antara satu dengan yang lain. Kita juga punya penegak hukum. Saya yakinkan Polri bisa menangani ini semua," tegas Menkominfo.

Dalam kesempatan yang sama, Penanggung Jawab Kaukus Media dan Pemilu, Agus Sudibyo pun mengajak agar masyarakat bisa menyambut Pemilu 2019 dengan sukacita dan gembira. "Beda pilihan politik tidak apa- apa. Mau pilih siapa pun boleh. Tapi tetap menjaga kerukunan, persatuan dan kesantunan bermedia," ujar Agus.

Ia pun berharap agar kawan- kawan wartawan dan netizen khususnya kaum milenial untuk terus menggali informasi siapa calon- calon yang akan dipilih saat Pemilu 2019 nanti.

Tak hanya itu, masyarakat khususnya kaum milenial pun diharapkan untuk bijak bermedia sosial dengan tidak ikut menyebarkan berita hoax yang dapat memecah-belah masyarakat.