Perum Jasa Tirta Rencanakan Reboisasi Lahan Kritis 250 Ha

:


Oleh MC KAB TOBA, Rabu, 24 Februari 2021 | 15:46 WIB - Redaktur: Kusnadi - 236


Pintupohan, InfoPublik - Perum Jasa Tirta di Kecamatan Pintupohan, Kabupaten Toba, untuk Tahun 2021 merencanakan reboisasi lahan kritis di sekeliling Danau Toba secara khusus sepanjang aliran sungai Aek Mandosi dan Aekbolon di daerah itu.

"Tujuannya bagaimana mempertahankan atau menambah debit air tentu sangat kita harapkan seluruh lahan kritis bisa direboisasi," ujar Kepala Devisi 52 Perum Jasa Tirta di Wilayah Toba, Bayu Aji, Rabu(24/2/2021) di Pintupohan.

Ia mengatakan, rencana reboisasi untuk menaikan permukaan air aliran sungai secara khusus Sungai Aek Mandosi dan Sungai Aekbolon akan dilaksanakan penelitian secara bersama dari USU Medan dan Dinas Lingkungan Hidup Toba.

"Rencana itu sudah dibahas sesuai kekuatan anggaran yang disediakan oleh Perum Jasa Tirta adalah untuk 250 hektare," sebutnya seraya menambahkan selain reboisasi dari Perum Jasa Tirta juga ada program PT Bazra Daya Nusantara(BDSN) seluas 5 ha.

Kata Bayu Aji, perhatian terhadap aliran sungai di Sungai Aek Mandosi dan Sungai Aekbolon sangat prioritas karena bermuara ke Pantai Pacifik di Porsea lalu dialirkan ke laut melalui Sungai Asahan sekaligus pendukung menggerakkan turbin yang menghasilkan energi.

"Untuk tetap menjaga keberadaan aliran sungai tersebut stabil kita sudah memasang alat deteksi dibeberapa titik. Dengan pemasangan alat deteksi itu bentuk pengawasan tetap terlaksana," ucapnya.

Disampaikan oleh Kepala Devisi 52 Perum Jasa Tirta Wilahah Toba, Bayu Aji menyampaikan selain reboisasi di pinggiran sungai sepanjang sungai Aek Mandosi dan Aekbolon program masih berlanjut memberdayakan masyarakat dengan pengolahan pupuk di rumah kompos.

"Pemberdayaan masyarakat melalui kelompok tani tentu sangat menjadi perhatian. Bahan baku enceng gondok yang tumbuhnya sangat subur di permukaan sungai kini sudah bermanfaat menjadi pupuk diolah langsung oleh petani dan pasilitasnya dibuat Perum Jasa Tirta," terangnya.

Lanjut Bayu, hasil pengolahan tumbuhan enceng gondok menjadi pupuk kompos ditempatkan di Desa Siruar kini sudah menghasilkan didukung dengan pendampingan ilmu dari sejumlah pakar.

"Harapan kita, keberadaan rumah kompos seluruh kebutuhan pupuk di masyarakat sekitar bisa terpenuhi karena diolah dan dikelola kelompok tani," ucapnya.(MC Toba, cici/tumbur)