Air Bersih dan Sanitasi Parameter Penting dalam Penurunan Stunting

:


Oleh MC KAB KAPUAS, Rabu, 20 Januari 2021 | 15:24 WIB - Redaktur: Tobari - 167


Kuala Kapuas, InfoPublik – Pencegahan stunting dengan penyediaan fasilitas air bersih merupakan program Prioritas Nasional yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Ditjen Cipta Karya di bidang kesehatan.

Terpenuhinya sanitasi dan air bersih memiliki pengaruh besar terhadap angka penurunan stunting di Indonesia, terutama terkait asupan gizi yang diterima tubuh pada anak.

Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Kapuas Teras, ST melalui Kepala Bidang Cipta Karya Jonnie, S.T, ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/1/2021).

Ia menyampaikan Data Akses Air Minum dan Akses Sanitasi Tahun 2020 di Kabupaten Kapuas dengan air minum/bersih, Rumah Tangga yang terlayani sebesar 61,82% dan akses sanitasi untuk rumah tangga yang terlayani sebesar 55,87%.

Dari dua paramater itu, pertama untuk air bersih pedesaan dilaksanakan melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), yang mana secara proses pengadaannya masyarakat yang merencanakan, mengerjakan sampai dengan mengoperasikannya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, dari yang sudah dilaksanakan ada beberapa desa yang yang hampir 100% melaksanakan, contohnya Desa Budi Mufakat, Kecamatan Bataguh yang sudah sekitar 80% sudah menyalurkan akses air bersih ke rumah-rumah penduduk lengkap dengan meteran airnya.

Jonnie mengaku pihaknya sudah memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk merembukkan bersama-sama di dalam masyarakat desa itu sendiri, karena merekalah yang mengelola air bersihnya, hal ini bertujuan untuk mendukung operasional pemeliharaan Pamsimas itu sendiri.

“Karena penyediaan air minum dan sanitasi ini memerlukan investasi yang besar, tidak cukup dari satu sumber pembiayaan, ini yang harus kita kolaborasikan dengan pemerintah desa,” lanjut dia.

Kemudian penyediaan air bersih ada yang lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang air minum dan untuk tahun 2021 pihaknya mendapat tema dari pusat terkait tentang stunting.

Ia menerangkan, hampir 32 desa yang menjadi sasarannya melalui database dari Bappenas dan 32 desa itu yang akan menerima DAK dari pusat.

Sementara itu, parameter kedua terkait sanitasi, yang mana berbicara tentang MCK (Mandi, Cuci, Kakus).

Ia menjelaskan, sanitasi yang sehat memiliki standar yang sudah ditentukan yaitu harus ada biliknya, memiliki kloset berupa leher angsa (kloset yang dibawah dudukannya terdapat saluran berbentuk huruf “U”), dan ada tangki septiknya.

“Di tahun 2020 lalu sekitar 3.200 tangki septik yang kita salurkan melalui DAK. Kemarin ada beberapa desa yang sudah akses 100% sanitasinya, contohnya Desa Teluk Hiri, Kecamatan Mantangai,” ungkapnya.

Pihaknya mengharapkan dengan adanya Pamsimas ini Pemerintah Desa dapat menyambungkan dengan perpipaan seperti di Kota Kapuas.

Harus ada jalinan komunikasi dan sinergitas, pihak pemerintah daerah menyediakan tangkinya dan dari pemerintah desa melalui Dana Desa menyediakan biliknya, masyarakat harus diikutsertakan, sehingga keluhan tidak terjadi dan masyarakat tidak lagi mengambil air dari sungai.

Hidup sehat, sanitasi bagus dan air bersih bagus maka anak-anak tidak mudah sakit. Ini tujuan dari bidang kami cipta karya dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Kapuas.

"Karena masih banyak perkampungan kita di pinggir sungai, namun beberapa tempat ada yang sudah kami tangani,” terang Jonnie.

Selain itu, ia juga berharap adanya peran serta masyarakat yang orientasinya berbasis pemberdayaan artinya masyarakat berperan aktif dalam pemeliharaan dan pengoperasiannya.

Apabila hal itu berjalan dengan baik maka apapun bantuan yang diberikan pemerintah akan menjadi dampak besar, baik itu termasuk air bersih dan sanitasi, karena semua untuk masyarakat dan hasilnya juga untuk kesejahteraan masyarakat. (hmskmf/toeb)