Siswa SDN 6 Kabila Rindu KBM Tatap Muka

:


Oleh MC KAB BONE BOLANGO, Kamis, 26 November 2020 | 22:27 WIB - Redaktur: Tobari - 258


Bonebol, InfoPublik – Siswa-siswi di SDN 6 Kabila, Kabupaten Bone Bolango merindukan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka.

Tidak hanya siswa, tapi Kepala Sekolah dan para guru di sekolah tersebut juga sudah merindukan suasana belajar tatap muka dengan para siswanya.

“Anak-anak siswa kami sudah merasakan kerinduan akan KBM tatap muka. Demikian juga saya dan para guru sangat merindukan suasana belajar tatap muka dengan para siswa di sekolah,”ujar Kepala SDN 6 Kabila, Suleman Adadau, Kamis (26/11/2020).

Suleman mengaku, pihaknya kerap mendapatkan keluhan dari para orang tua atau wali murid karena saking lamanya sekolah ditutup kendati ada pembelajaran secara daring.

Karena pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena memang segala keputusan ada di tangan pemerintah daerah untuk diizinkan dan tidaknya KBM tatap muka.

Banyak keluhan dari orang tua siswa kepada kami di sekolah. Bahkan kami sempat dimarahi oleh orang tua yang menginginkan sekolah segera dibuka untuk KBM saat rapat dengan para guru dan wali murid.

“Saya hanya mendengarkan saja dan mencoba memberikan pemahaman tentang situasi yang berkembang saat pandemi Covid-19 saat ini,” ungkap Suleman Adadau.

Dia mengatakan mungkin para orang tua juga sama seperti para guru yang merasakan kerinduan anaknya bersekolah sehingga pendidikannya tidak terganggu.

Sebetulnya kami sudah menyiapkan segala sarana dan prasarana yang berkaitan dengan protokol kesehatan. Jika nantinya memang KBM tatap muka diizinkan di Bone Bolango.

"Kami sudah menyiapkan segalanya, seperti membatasi jumlah siswa yang belajar di dalam satu kelas hingga pengurangan jam pelajaran,” jelas Suleman.

Olehnya itu, lanjut Suleman Adadau, pihaknya menyambut baik soal wacana dan kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI yang membolehkan dan mengizinkan KBM tatap muka di sekolah awal Januari 2021.

Kebijakan tersebut disambut baik oleh sejumlah pihak sekolah dan guru, termasuk SDN 6 Kabila. Para guru di sekolah sudah rindu untuk melaksanakan KBM secara tatap muka.

”Bahkan para siswa dan orang tua atau wali murid banyak yang meminta untuk sekolah kembali dibuka karena pembelajaran secara daring kurang maksimal,” kata Suleman.

Meski begitu, rasa kekhawitiran dan ketakutan terhadap pandemi Covid-19 ini masih ada.

Walaupun kondisi saat ini di Kabupaten Bone Bolango sudah masuk zona hijau, khususnya di Kecamatan Kabila, tapi belum ada jaminan juga sampai kapan kondisi ini akan berakhir.

“Saya khawatir juga nantinya ada klaster pendidikan formal, nantinya repot lagi,” kata Suleman.

Namun demikian, harapan kami KBM tatap muka segera dilaksanakan karena pembelajaran daring kerap mengalami kendala.

“Siswa di kami paling sekitar 60% yang memiliki ponsel dan sisanya menumpang belajar dengan temannya yang memiliki ponsel,” kata Suleman.

Koordinator Wilayah Dikbud Kabila-Tilongkabila Triana Sri Mulyani mengungkapkan pembelajaran tatap muka pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 dimulai Januari 2021 serentak, termasuk di wilayah Bone Bolango.

Namun menurutnya, masih banyak yang tidak memiliki dan tidak mengetahui pedoman berperilaku bagi warga sekolah.

Pedoman yang maksud yakni mengatur bagaimana tenaga pendidik dan siswa berperilaku di lingkungan sekolah.

Menjabarkan tindakan guru dan murid mulai saat berangkat dari rumah, tiba di sekolah, dan proses belajar mengajar.”Tujuannya adalah untuk mencegah klaster penularan Covid-19,”terang Triana Sri Mulyani.

Misalnya guru, sebelum berangkat harus mengukur suhu tubuh berapa? Apakah penciumannya baik? Pengecapnya baik? Kalau tidak, lebih baik tidak ke sekolah. Begitu juga diterapkan kepada siswa.

"Jadi itu bentuk preventif. Jika itu belum ada, maka sekolah bisa berpotensi untuk jadi klaster penyebaran Covid-19. Kesiapan fisik dan psikis harus lengkap dan ada. Karena kunci keberhasilan pembelajaran tatap muka ada disitu,”katanya.

Pedoman berperilaku, jelas Triana Sri Mulyani, bisa disusun oleh guru dan gugus tugas penanganan Covid-19 di sekolah masing-masing dengan panduan pemerintah pusat.

Karena sejauh pengamatannya, kebanyakan sekolah hanya siap secara teknis mulai dari alat pengukur suhu tubuh atau thermogun, disinfektan, tempat mencuci tangan, dan masker.

”Segala kesiapan itu pun harus kami dari Dinas Pendidikan akan mengecek langsung ke lapangan jangan sampai sekolah yang bandel akan berbohong,”ungkap Triana Sri Mulyani. (MC Bone Bolango/Kadir/toeb)