Ketua MUI Wonosobo Minta Sekda untuk Memilih ASN Terbaik dalam Setiap Pengisian Jabatan

:


Oleh MC KAB WONOSOBO, Kamis, 2 Juli 2020 | 10:48 WIB - Redaktur: Kusnadi - 411


Wonosobo, InfoPublik - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wonosobo, Dr Muchothob Hamzah, M.M, dalam ceramahnya menyampaikan banyak hal tentang kehidupan manusia. Terkait ibadah, pekerjaan, kewajiban dan hak, cita-cita atau visi serta hubungan antara manusia dengan Allah maupun dengan sesama manusia yang lain. Hal ini disampaikannya saat mengisi tausyiah Sarasehan Ulama' Umaro' dan Pembukaan amal infaq Yakaumi periode 223, di Pendopo Bupati, Rabu (1/7) malam. Yang dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan.

Dikatakan Abah Khotob (panggilan akrabnya), ASN harus mempunya visi yang jauh dalam bekerja. Bukan hanya visi sebatas lama jabatan saja. Namun lebih jauh lagi hingga memikirkan sesudah mati, saat setelah meninggalkan kehidupan dunia ini. Karena di sana nantinya pertanggungjawaban tentang apa yang telah dilakukan di dunia, yang pasti akan dipertanyakan. "Orang yang cerdas menurut Rasulullah, adalah orang yang berpikir jauh, memiliki visi jauh kedepan hingga setelah mati," katanya.

Di setiap pekerjaan, dalam bekerja harus dilandasi ibadah, karena dengan landasan tersebut semua akan terasa ringan dan pasti ada barokah. Dengan kata lain, nilai-nilai ibadah harus melekat pada setiap pekerjaan, pada setiap langkah, dan tindakan. Dan jikalau menjadi sorang pimpinan harus melekat di setiap kebijakan yang diambil.

Selain itu, yang terpenting, menurutnya, adalah harus bisa membedakan antara kewajiban dan hak, di mana saat ini yang terjadi kebanyakan mendahulukan hak lebih dulu dari pada kewajiban.

"Islam tidak mengajarkan hal itu, tapi lakukan kewajiban, tunaikan yang baik dahulu baru hak nanti ada kemudian. Jabatan akan datang jika kewajiban telah ditunaikan dengan baik, karena dia sadar, setelah kewajiban ditunaikan ada pertanggungjawaban, dan bukan hanya kepada pimpinan saja namun kepada Allah SWT," ungkapnya.

"Seorang ASN yang mendahulukan kewajiban tidak akan punya ambisi memaksakan diri dalam jabatan, dia bisa menempatkan atau memposisikan diri pantasnya di mana. Jika hanya sekedar keinginan tidak akan menjamin. Karena sudah ada kapasitas sendiri-sendiri," tegasnya.

Abah berpesan, "Oleh karena itu, kepada Pak Sekda, pilihlah orang-orang terbaik dalam menduduki jabatan, karena pemimpin itu membawa pengaruh ke bawah atau merembes, kalau pemimpinnya baik insya Allah anak buahnya juga baik".