Dinporabudpar Blora Beri Apresiasi Pertunjukan Wayang Potehi 

:


Oleh MC KAB BLORA, Selasa, 25 Februari 2020 | 04:26 WIB - Redaktur: Tobari - 197


Blora, InfoPublik - Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora memberi apresiasi terselenggaranya pertunjukan wayang potehi, yang digelar oleh Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Hok Tik Bio Blora.

Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora, Slamet Pamuji melalui Kepala Bidang Kebudayaan M. Solichan Mochtar menyampaikan apresiasi terselenggaranya acara tersebut.

“Ini luar biasa, karena ini peristiwa budaya yang tentu sangat diapresiasi,” ucapnya.

Menurut M Solichan Mochtar, ini seperti tradisi ruwatan, sedekah bumi di Jawa, khususnya tradisi warga masyarakat Blora.  

“Blora adalah kota pangan, semoga dengan ditampilkannya wayang potehi ini kami implementasikan sebagai doa dan harapan semua warga masyarakat murah pangan, murah rejeki dan panjang umur,” harapnya.

Kalau dikatakan itu adalah budaya manca, kata Solichan, tidak menampik. Tetapi kalau dikatakan budaya nusantara, nyatanya sudah menjadi bagian dari pluralisme yang cukup lama.

“Kami sampaikan pluralisme, dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain sehingga menjadi alkulturasi budaya yang saling  berdampingan,” jelasnya.     

Pertunjukan wayang potehi yang digelar di halaman Klenteng Hok Tik Bio Blora ternyata tidak hanya sebagai hiburan warga, melainkan diyakini oleh komunitas Tionghoa sebagai persembahan kepada para Dewa yang telah memberi berkah bagi manusia.

Wayang potehi digelar oleh Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Hok Tik Bio Blora selama tiga hari, mulai Sabtu (22/2/2020) hingga Senin (24/2/2020).  Acara itu dihelat dalam rangka perayaan hari She Jit atau ulang tahun Yang Mulia Kongco Hok Tek Tjing Sin.

Ketua Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Hok Tik Bio Blora, Budilistijo Suboko menyampaikan, selama tiga hari berlangsungnya kegiatan berjalan aman dan lancar.

“Jadi selama tiga hari ini kita bersyukur karena cuaca mendukung sehingga acara berjalan dengan lancar, dan pada malam terakhir, penonton lebih banyak. Acara ini menjadi agenda tahunan,” kata Suboko, di Blora, Senin (24/2/2020).

Wayang potehi ini, kata Suboko, dipersembahkan kepada Yang Mulia Kongco Hok Tek Tjing Sin pada hari ulang tahun yang dilaksanakan pada tanggal 2 bulan dua Tahun Imlek 2571.

Kongco Hok Tek Tjing Sin adalah malaikat bumi. Kongco ini adalah penguasa bumi yang memberi berkah hidup kepada seluruh umat manusia.

“She Jit atau ulang tahun ini tepatnya hari Senin, 24 Februari 2020. Tapi kita mulai dengan wayang potehi hari Sabtu, 22 Februari 2020. Jadi selama tiga hari kita nanggap wayang potehi untuk Yang Mulia Kong Co Tek Tjing Sin,” kata Suboko.

Pihaknya pun mempercayai bahwa pertunjukan wayang potehi ini tidak hanya disaksikan oleh warga masyarakat umum saja, tetapi juga ditonton oleh para dewa khususnya yang ada di Klenteng Hok Tik Bio.  

“Meskipun yang nonton kelihatannya sedikit, tapi kami yakini disaksikan oleh para dewa sehingga pertunjukan ini berjalan terus selama tiga hari,” kata dia.

Dengan berakhirnya acara, kata Suboko, diharapkan semua kehidupan di bumi mendapatkan keselamatan dan kedamaian.

“Terlebih kepada umat manusia, pemerintahan dan negara Indonesia selalu aman, damai dan kelancaran dalam usaha membangun negeri serta mensejahterakan masyarakat,” ujarnya.

Seperti tahun 2019 lalu, ldalang yang dihadirkan pentas wayang potehi adalah Purwanto asal Godo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Menurut Suboko, wayang potehi ini beberapa tahun lalu sudah hampir hilang, tapi berkat keterlibatan tokoh dari Klenteng Gudo, Jombang, Jawa Timur yang terus merawat wayang potehi sehingga mulai jalan dari kota ke kota untuk mempopulerkan kembali.

“Meski dengan bersusah payah, tapi belakangan ini cukup viral,” kata dia.

Kepada generasi milenial, diimbau supaya ditinjau, dilihat kembali agar nilai-nilai budaya yang diturunkan dari leluhur, yang telah mengakar di Indonesia, supaya tidak dilupakan.

Pada kegiatan ini, kata Suboko, yang tidak kalah penting yaitu mengadakan bakti sosial ritual Ciswak (ruwatan tolak bala) dan ritual Cia Sin (pengobatan umum).

“Jadi kita ada ritual Ciswak, kita undang masyarakat untuk mengikuti tolak bala, karena masih dalam suasana tahun baru Imlek 2571 kita ajak mengikuti ritual agar ke depan diharapkan tidak ada aral melintang,” jelasnya.

Disamping itu ada pelayanan pengobatan spiritual Cia Sin yang diperuntukkan bagi warga masyarakat umum pula.

“Bagai siapa saja yang mau dan yakin mengikuti Cia Sin, dipersilahkan. Suhunya dari Tegal Alur Jakarta, yakni Suhu Vincent Lu. Tapi beliau ini kelahiran Jepon,”ucapnya.

Dikatakannya, selama tiga hari digelarnya acara, ratusan warga masyarakat umum yang mengikuti pengobatan sipritual Cia Sin.   

Hal senada disampaikan Endang Setyawati, pengurus lainnya Yayasan TID Klenteng Hok Tik Bio Blora. Ia meyakni, karena para dewa sudah berkenan hadir memberi berkah kepada manusia maka dipersembahkan wayang potehi.

“Para dewa sudah berkenan hadir memberi berkah, maka dipersembahkan pertunjukan wayang potehi,” katanya.  

Sementara itu, Purwanto, dalang wayang potehi asal Godo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur menjelaskan cerita yang akan disampaikan selama tiga hari adalah penggalan cerita Sie Djin Kwie Tjeng Tang pada era kerajaan Tiongkok.

“Kalau diceritakan bisa sampai dua bulan baru tamat, jadi saya ambil penggalan-penggalan ceritanya, tanpa mengurang isi cerita yang ada,” kata Purwanto.

Dirinya menyampaikan terimakasih kepada panitia penyelenggara atas kesempatan yang diberikan.

“Kami mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan. Semoga tahun depan masih diberi kesempatan lagi,” ucapnya mengakhir pertunjukan wayang potehi. (MC Kab. Blora/Teguh/toeb).