Apel Siaga Bukan Seremoni Belaka

:


Oleh MC Kabupaten Semarang, Rabu, 19 Februari 2020 | 11:17 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 279


Ungaran, InfoPublik - Apel siaga bencana merupakan forum kegiatan antar Lembaga Pemerintah, non pemerintah, masyarakat dan lembaga usaha untuk kesiapan dalam menghadapai kemungkinan terjadinya bencana.

Kegiatan ini sebagai sarana untuk mengumpulkan kapasitas daerah, sarana dan prasarana logistik, termasuk sumber dana dari berbagai unsur, untuk menguji kemampuan dan ketrampilan dalam memobilitasi sumber daya serta pengoperasian dalam penanggulangan bencana.

Apel Siaga bencana bukan hanya sekedar seremoni belaka, tetapi merupakan manisfestasi Pemerintah Daerah, TNI, Polri maupun berbagai komponen masyarakat dalam mengantsipasi hal-hal yang tidak diinginkan apabila terjadi bencana. 

Demikian pernyataan Bupati Semarang, Mundjirin saat Apel Siaga Dan Gelar Peralatan Penanggulangan Becana di halaman Kantor BPPD Kabupaten Semarang, Jl. Ki Sarino Mangunpranoto No. 55 Ungaran, Rabu (19/2/2020) pagi. Apel Siaga bertema, “Dalam Rangka Kesiapan Menghadapai Becana Banjir, Tanah Longsor dan Angin Putting Beliung Di Wilayah Kabupaten Semarang.”

Lebih lanjut Bupati Mundjirin mengatakan, bencana alam  memang tidak dapat ditolak, tetapi lebih penting, bagaimana upaya kita untuk dapat meminimalisir dampak yang mungkin terjadi akibat bencana tersebut, atau yang biasa disebut dengan mitigasi bencana.

“Oleh sebab itu, kepada pihak-pihak yang terkait dapat memberikan berbagai informasi kepada warga, khususnya masyarakat yang berada di kawsan rawan bencana, sehingga masyarakat akan memahami apa-apa yang harus dilakukan, apabila sewaktu-waktu terjadi bencana,” sebut Bupati Mundjirin.

Menurut Bupati, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, telah mempredikasi bahwa awal musim hujan 2029-2020 akan terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan April 2020. Sedangkan puncak musim hujan khususnya di kabupaten Semarang, diprediksi pada bulan Februari sampai Maret ini.

Wilayah Kabupaten Semarang, kata Bupati Mundjirin, apabila ditinjau dari aspek geografis memiliki potensi terjadi bencana alam yang cukup tinggi, terutama tanah longsor, dan angin putting beliung. Meski bencana tersebut tidak diharapkan, namun kita semua tetap untuk siap siaga, dan selalu waspada apabila  sewaktu-waktu hal itu terjadi .

“Untuk itu perlu penegasan, bahwa penaggulangan bencana alam bukan hanya tugas Pemerintah Daerah, TNI Polri, SAR maupun instansi terkait semata, namun kita semua harus menyadari, bahwa tanggap bencana merupakan panggilan kemanusiaan dan menjadi tanggungjawab kita bersama, selaku masyarakat kabupaten Semarang,” paparnya.

Bupati mengingatkan, semua orang tidak boleh lengah dengan kondisi ini, sekalipun berada pada kondisi aman, namun perlu mengatisipasi melalui penyusunan rencana penanggulangan bencana yang baik (Good Disaster Management Plan) sebagai bentuk upaya pencegahan dan mitigasi bencana. Kegiatan ini meliputi pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya, pelatihan atau simulasi siaga bagi setiap sektor penyiapan sarana lainnya.

Diakhir sambutan Bupati mengingatkan, Perencanaan Pembangunan Daerah harus berlandaskan aspek-aspek pengurangan Resiko Bencana, serta melibatkan Akademis dan pakar pakar kebencanaan secara massif, untuk memprediksi ancaman, mengantisipasi, dan mengurangi dampak bencana, serta Sosialisasi hasil-hasil kajian dan penelitian.

Selain itu, penanggulangan bencana juga harus dilaksanakan dengan pendekatan Kolaboratif, “PENTAHELIX” yaitu Kolaborasi antar Unsur Pemerintah, Akademisi dan Peneliti, Dunia Usaha, masyarakat serta dukungan Madia Massa.

“Dalam rangka mitigasi dan penanggulangan saat Kejadian Bencana, Perhatian dan Kepedulian dari seluruh OPD, instansi terhadap Penanganan melalui Mobolisasi Personil, Logistik, Peralatan dan yang lain untuk mendukung penanganan kebencanaan. Lakukan simulai penanganan bencana secara berkala dan berkesinambungan,” pintanya.(Diskominfo Lks/Eyv)