Wabup Meranti dan Sekda Riau Panen Raya Padi di Rangsang Barat

:


Oleh MC KAB MERANTI, Kamis, 6 Februari 2020 | 16:20 WIB - Redaktur: Juli - 387


Selatpanjang, Infopublik - Sekretaris Daerah Provinsi Riau Yan Prana Jaya, bersama Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim melakukan panen raya padi di Kecamatan Rangsang Barat, Rabu (5/2/2020).
 
Sekdaprov Riau Yan Prana Jaya mengatakan sangat mengapresiasi para petani yang telah sukses menggarap lahan hingga penen seperti saat ini. Pemerintah Provinsi menurut dia, sangat berkomitmen mewujudkan kemandirian pangan, ketahanan pangan dan kedaulatan pangan di Provinsi Riau demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 
Pihaknya kata dia, berjanji akan memberikan 4 unit mesin perontok padi, serta semenisasi jalan pertanian. Ia pun berharap, dengan potensi Padi Meranti yang cukup menjanjikan itu dapat membawa Kabupaten Meranti menuju Kabupaten Swasembada Beras di Provinsi Riau. "Ini semua akan menjadi perhatian kita," katanya.
 
Sementara itu, Wabup Meranti menegaskan bahwa, Pemerintah Daerah akan terus berupaya mendorong peningkatan produksi padi masyarakat melalui pembinaan dan pemberian bantuan untuk mewujudkan swasembada beras.
 
Dia juga berharap produksi padi di Meranti dapat meningkat, agar memberikan dampak yang luar biasa bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Wabup juga mengucapkan apresiasi kepada Kades dan masyarakat yang telah berhasil mengolah padi dengan produksi yang sangat baik.
 
Wabup menegaskan akan terus berupaya mendorong peningkatan produksi padi masyarakat melalui pembinaan dan pemberian bantuan dalam mewujudkan Swasembada Beras di Kepulauan Meranti, seperti bekerja sama dengan Pemerintan Provinsi. "Peningkatan produksi padi juga harus diiringi dengan peningkatan harga padi organik tersebut sehingga turut mendongkrak pendapatan masyarakat petani beras," katanya.
 
Sementara itu, di Desa Bina Maju, wabup meluncurkan produk Beras Cindani, yang merupakan beras organik andalan desa. "Saya berharap produksi beras Cindani dapat dipertahankan sebab kita ingin bukan hanya produksi saja yang meningkat, tapi juga harga jual agar pendapatan masyarakat petani beras juga meningkat," ujar wabup.
 
Salah satu upaya meningkatkan harga jual beras organik menurut wabup adalah dengan pengolahan yang profesional dan pengemasan yang menarik. Untuk penggilingan, dia menyarankan harus didukung dengan mesin canggih, agar padi tidak patah. "Pengolahan Padi harus sempurna terutama mesin giling sehingga terjadi peningkatan kualitas, selain itu juga kemasan yang baik semua ini akan membuat harga jual beras organik semakin tinggi seharga Rp25 ribu/Kg," katanya.
 
PPL juga diminta terus membina dan mendampingi petani dalam hal sharing ilmu dan teknologi, dan kepada Dinas Perindag Meranti dapat mengkondisikan pemasarannya.
 
Panen raya ini juga dikemas dengan acara dialog bersama kelompok masyarakat yang menyampaikan beberapa aspirasi, di antaranya normalisasi sungai yang sudah mendangkal, mohon bantuan alat pascapanen berupa 4 Unit mesin Combine Merk Hornet yang sangat cepat, serta ekscavator mini, selain itu juga pembangunan tanggul dan pintu klep juga semenisasi jalan pertanian. 
 
Menanggapi aspirasi masyarakat soal normalisasi sungai, wabup mengatakan, harus dilakukan pengkajian dulu sebab jangan sampai normalisasi sungai justru menimbulkan persoalan baru. Dimana saat pasang besar (keling.red) air asin akan menggenangi seluruh area sawah yang menyebabkan panen gagal dan rusaknya lahan.
 
Kepala Desa Bina Maju, Zahari mengatakan, panen raya di wilayahnya telah dilakukan selama 2 tahun terakhir. Hal ini terwujud berkat kekompakan antara aparatur desa dengan para kelompok tani yang ada di Desa Bina Maju.
 
Saat ini lahan sawah di Desa Bina Maju seluas 375 hektare (Ha), dengan jumlah produksi mencapai 11 ribu ton/tahun. "Panen padi di Desa Bina Maju telah menghasilkan sebuah produk unggulan yang dikemas dengan nama Beras Cindani," ujarnya.
 
Zahari juga menyampaikan aspirasi kelompok tani yang meminta dilakukan normalisasi sungai dan tanggul karena sudah terjadi pendangkalan, sehingga menyebabkan potensi perkebunan kopi dan pinang gagal panen. "Kami berharap normalisasi sungai ini dapat direalisasikan pada tahun 2020 ini," katanya. (MC Meranti/Humas/Na).