Omzet Rp3 Juta Per Hari Dari Budidaya Jamur

:


Oleh MC KOTA PADANG, Jumat, 24 Januari 2020 | 07:43 WIB - Redaktur: Tobari - 931


Padang, InfoPublik - Sulastri setiap hari mendatangi rumah jamur miliknya. Bangunan mungil itu adalah sumber penghasilannya untuk membantu sang suami.

Jika musim penghujan, Lastri, begitu sapaannya dapat mengembangkan senyum, karena terbayang banyaknya jamur yang dapat dipanen.

Sebaliknya, jika musim panas seperti saat ini, maka jamur yang bisa dipanen hanya sedikit. Sebab jamur dapat berkembang biak dengan suhu rendah, berkisar 26 derjat hingga 28 derjat Celcius.

Meski demikian, ibu dua orang anak ini tetap bersyukur atas rezeki yang diberikan Tuhan.

“Saya memiliki dua rumah jamur dengan 2.000 baglog. Alhamdulillah, dari panen jamur itu saya bisa mendapatkan omzet hingga Rp3 juta per bulan,” terang Lastri, Kamis (23/1/2020) di rumahnya di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kota Padang.

Lastri membudidayakan seluruh jenis jamur, yaitu jamur kuping, jamur milky, jamur merang dan jamur tiram. Setiap hari dia bisa memanen jamur 2 kg hingga 3 kg. Ilmu budidaya itu diperolehnya dari teman-temannya.

“Tidak sulit untuk melakukan budidaya jamur. Hanya butuh media sebuah baglog yang dibuat dari serbuk gergajian kayu dicampur dengan dedak. Di sekitar rumah saya kebetulan ada usaha gergajian kayu, jadi tak perlu beli,” katanya.

Lastri tidak sendiri. Sejak setahun lalu, dia mengajak para tetangga dan menularkan ilmunya di bidang budidaya jamur tersebut.

Mereka membentuk kelompok. Produk jamur warga itu lalu dikumpulkannya dan dipasarkan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Meski demikian, produk mereka belum juga mampu memenuhi permintaan pasar.

“Dari hasil panen jamur tetangga terkumpul sekitar 10 kg hingga 12 kg/hari, tergantung cuaca. Permintaan cukup tinggi, sehingga produksi kita belum mampu memenuhi permintaan konsumen,” terangnya.

Saat ini, produk jamur mereka hanya bisa memenuhi kebutuhan beberapa restoran dan Transmart. Minimnya produksi selain dipengaruhi cuaca, juga karena masih sedikit warga yang membudidayakan jamur.

“Usaha ini masih kami lakukan secara mandiri. Kami sangat berharap mendapatkan pembinaan dan bimbingan dari pihak terkait,” katanya.

Untuk harga, menurut Lastri, jamur tiram dijual dengan harga Rp30.000 per kilogram. Sementara jamur milky berkisar Rp50.000-Rp60.000 per kilogram.

Jika panen jamur cukup banyak, biasanya dia dan tetangganya mengolah jamur menjadi aneka makanan lezat, seperti rendang jamur, bakso jamur, krispi jamur, kerupuk jamur, nuget dan risoles.

Tetapi pengolahan jamur ini dinilainya kurang menjanjikan. Pasalnya mereka belum punya pasarnya. Pernah dicoba menawarkannya ke sejumlah swalayan atau toko oleh-oleh, tetapi mereka menolaknya.

“Kami sudah memiliki izin usaha, tetapi produk kami tidak diterima di swalayan. Jadi kami fokus saja pada budidaya dan menjual jamur mentah,” katanya. (MC Padang/devi/toeb)