Tetap Khidmat Meski Umat Berkurang

:


Oleh MC KAB BATANG, Kamis, 23 Januari 2020 | 15:21 WIB - Redaktur: Tobari - 299


Batang, InfoPublik - Menjaga agar tetap lestari dengan berkhidmat kepada Yang Maha Kuasa, merupakan satu-satunya semangat yang masih tersisa meski jumlah umat Vihara Sekar Asih Ponowareng kian berkurang.

Hal itu yang sempat diucapkan salah satu umat Budha, Warsio bersama istri dan ibunya, di kediamannya Desa Ponoworeng, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Rabu (22/1/2020).

Vihara Sekar Asih yang berdiri sejak Tahun 1989, semula memiliki umat 150 orang, namun setelah sang pendiri, Tan Yang Sik Dharmakiriku meninggal, lambat laun umat pun mulai berpindah akidah. Kini umat yang masih tersisa hanya lima orang yang didominasi lansia.

Warsio mengatakan, walaupun jumlah umat semakin menipis, namun kegiatan peribadatan tetap digelar oleh lima sampai enam umat.

“Sembahyang Puja Bhakti tetap dilakukan setiap hari Selasa dan Jumat malam, diikuti 5-6 orang,” katanya.

Sudah bertahun-tahun saat perayaan Imlek, Waisak maupun Kasada, dirinya bersama keluarga dan beberapa umat mengikuti sembahyang di Vihara Bodhi Darma Kota Pekalongan.

“Ya itu semenjak beliau (Tan Yang Sik Dharmakiriku) meninggal, seluruh umat mengikuti sembahyang jika ada perayaan-perayaan besar. Dulu di Vihara ini pernah ada Bikuni dari Semarang, namun tak bertahan lama dan akhirnya kami lah yang mengurus semuanya,” ungkapnya.

Sebagai umat Budha, Warsio bersama segelintir umat tetap membaktikan diri kepada Sang Budha. “Ke depannya setelah kami meninggal ya terserah saja mau dibagaimanakan, yang penting saya tetap percaya pada yang kami yakini sampai sekarang,” katanya.

Sementara, di usia senjanya salah seorang pengurus Vihara Sekar Asih, Yaman tetap mengabdikan diri kepada vihara yang menjadi tempatnya bernaung sejak 2007 lalu.

Ia mengatakan, semua kebutuhan dan perlengkapan peribadatan bahkan untuk  pembiayaan penunjang lainnya seperti listrik berasal dari rupiah yang dihasilkan dari membuat kandang ayam.

“Dulu waktu pertama saya datang ke sini umat masih tersisa 16 orang. Saya juga tidak tahu kenapa bisa pada berubah kepercayaan,” kata pria kelahiran Temanggung 67 tahun yang lalu.

Dia menceritakan, umat Vihara sempat mengalami kejayaan di tahun 90’an, yang berasal dari Desa Karanggeneng, Wonokerso dan Ponowareng. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi/toeb)