Di Malam Tahun Baru Masehi 2020 Aliran Thariqah Naqsabandi Bertawajjuh

:


Oleh MC KOTA SUBULUSSALAM, Rabu, 1 Januari 2020 | 04:56 WIB - Redaktur: Tobari - 631


Subulussalam, InfoPublik-  Jamaah Suluk Tariqah Naqsabandi  tiga daerah, tuan rumah Kota Subulussalam, Aceh Singkil dan Aceh Selatan , berkumpul  memadati Masjid Agung Subulussalam mengikuti Tawajjuh Akbar  dan Tabligh Akbar, Selasa (31/12/2019).

Ketua Penyelenggara Ust. Qaharudin Kombih  menyebutkan bahwa kegiatan tawajjuh akbar setahun yang lalu digelar di Dayah Hidayatullah, pesantren yang dipimpinnya.

Di tahun ini kita gelar di Masjid Agung dengan didukung oleh BKM Masjid Agung Subulussalam bahkan Wali kota H. Affan Alfian dan Wakil Wali kota Drs. Salmaza, MAP pun mendukung kegiatan tawajjuh akbar, pungkasnya.

Kehadiran pemimpin ditengah-tengah kita adalah menjadi kebahagiaan semua jamaah thariqat, bahkan Mursyid kita Abuya Drs. H. Khazali Piminan Dayah Nurul Muta’allimin Tanah Merah Aceh Singkil dan Muballigh Tgk. Mukhlis Al Yusufi (Abu Ngoh) dipertemukan keduanya adalah murid dari Syeh Mudawali.

Dikatakannya bahwa kehadirannya jamaah Thariqat Naqsabandi membludak diluar prediksi kami selaku penyelenggara,  bahkan dari Aceh Selatan turut bersama kita sebanyak 500 orang.  Apabila dari lokasi masjid agung ini diprediksi yang hadir adalah 2.500 orang, sebutnya.

Dibuktikan tanki air yang tersedia di Masjid Agung tidak mencukupi, akibatnya diantara jamaah ada yang melakukan sholat di masjid sekitar.

Selaku penyelenggara tentu memohonkan maaf atas segala kekurangan dan ucapan terima kasih atas dukungan, support para dermawan termasuk masyarakat Aceh Singkil dan Aceh Selatan yang telah hadir bersama kami di Kota Subulussalam.

Qaharudin pun menegaskan Insya Allah tahun mendatang akan lebih meriah lagi, katanya. Dan memohonkan dukungan Pemerintah Kota Subulussalam agar niatan itu bisa terwujud, tuturnya.

“ Tawajjuh adalah mengolah batin, membangun moral diri agar bisa melakukan perubahan untuk dekat dengan sang Kholiq, “  ucap Wali kota Subulussalam H. Affan Alfian mengawali kata sambutannya.

Tawajjuh diadakan bertujuan  bagaimana cara untuk membangun mental spiritual , mempererat jalinan silaturrahmi antar jamaah tariqat,  dan komunikasi dengan Allah, sebutnya.

Banyak hal permasalahan dan tantangan yang kita hadapi saat ini, seperti pendangkalan akidah,  peredaran narkoba, kebodohan, kemiskinan, kejahatan dan kemunkaran tentu menjadi tanggungjawab kita bersama untuk melawannya.

“ Bukan tanggungjawab pemerintah saja, namun menjadi tanggungjawab kita bersama, “ katanya.

Dengan digelarnya tawajjuh akbar dan tabligh akbar malam ini semoga meraih keberkahan, dan ridha Allah kepada kita dan tentunya Kota Subulussalam akan lebih baik, sejuk dan damai.

Kegiatan positif seperti malam ini tentu harus dilanjutkan ditahun mendatang, Pemko jelas mendukung kegiatan semacam ini, ucapnya.

Dzikir haruslah dilakukan setiap saat agar senantiasa mengingat Allah SWT, sebagai bentuk syukur kita kepada-Nya atas ni’mat yang Allah berikan kepada kita semua, tuturnya.

Tgk. Mukhlis Al Yusufi (Abu Ngoh) dalam ceramahnya mengingatkan jamaah thariqat naqsabandi untuk selalu memperbanyak mengingat mati. Dengan kita mengingat mati maka kita akan selalu mempersiapkan diri.

Dunia itu hina, jijik dan kotor maka apabila kita mengikuti nafsu dunia maka kita akan tenggelam dan ditelan samudera dan tak akan bisa kembali ke darat, sebutnya.

Apabila ada ulama yang berani mengucapkan selamat natal kepada umat lain, sungguh berani mengucapkan itu “ ulama apakah itu! “

Aceh akan tetap eksis apabila pesantren eksis, maka islampun tetap eksis. Aceh akan tetap bertahan selagi ulama masih hidup, maka jangan jauhi ulama. “ Dekat-dekatlah dengan ulama, “ pesannya.

Dikatakannya bahwa Mursyid itu ada dua, pertama adalah Mursyid yang di Mursyidkan, kedua, Mursyid yang diangkat Allah. Mursyid kedua inilah yang bisa mengetahui hati orang lain.

“ Dunia bukanlah tujuan, persiapkanlah bekal untuk pulang kampong, perbanyaklah ingat mati, “ pintanya.

Hal penting dalam thariqat naqsabandi adalah mengingat mati, tidak ada artinya kemewahan dunia setelah kita mati.

Ceramah Abuya Ngoh telah mengaduk-aduk emosi dan batin semua jamaah tariqat, membuat semua hadirin sangat hidmat mendengar taushiyah tersebut.

Acara selanjutnya pembaitan jamaah tariqat yang baru masuk  dari kelompok santri Dayah Hidayatullah dan masyarakat lainnya dan dzikir-dzikir dipimpin Mursyid Buya Khazali. (MC Subulussalam/toeb)