Dinkes Bener Meriah Musnahkan 757 Kg Obat Kadaluarsa dan Larang Edar

:


Oleh KAB. BENER MERIAH, Selasa, 10 Desember 2019 | 19:03 WIB - Redaktur: Tobari - 446


Redelong, InfoPublik - Dinas Kesehatan Bener Meriah, Aceh, memusnahkan obat yang sudah kadaluarsa dan obat yang dilarang diedarkan oleh Kementerian Kesehatan, kata Kepala Dinas Kesehatan Iswahyudi, Selasa, (10/12/2019 ) di Gudang Farmasi Bener Meriah.

Untuk proses pemusnahan sendiri akan dilaksanakan di Jakarta, sementara Dinas Kesehatan Kabupaten Bener Meriah hari ini mengirimkan 757 kg terdiri dari 61 jenis obat yang kadaluarsa dan beberapa jenis obat yang sudah tidak di izinkan lagi diedarkan.

"Di tempat kita tidak ada pemusnahan obat-obat tersebut, untuk itu kita harus mengirimkan ke Wastek Internasional di Jakarta," sebut Iswahyudi.

Ia menyebutkan, masih ada 2 ton lagi obat-obat kadaluarsa yang harus dimusnahkan namun karena anggaran tidak ada, kita upayakan tahun depan lagi dikirim.

"Anggaran untuk kegiatan pengiriman hari ini mencapai Rp70 juta lebih, karena untuk ongkos kirim per kg sebanyak Rp600 dan biaya pengiriman untuk 757 kg mencapai Rp49 juta ditambah lagi biaya lainnya," papar Kadis Kesehatan itu.

Saat ditanya nominal angaran untuk obat obat yang dimusnahkan, Iswahyudi menuturkan obat yang dimusnahkan mencapai Rp357 juta.

Sementara itu, Bupati Bener Meriah Tgk H Sarkawi didampingi Sekda Drs Haili Yoga M. Si, Asisten II Abdul Muis, Inspektur inspektorat Bener Meriah Mawardi, dan Kabag Humas Wahidi, hadir menyaksikan pengiriman obat-obat kadaluarasa.

Tgk H Sarkawi mengharapkan mudah-mudah obat-obat yang sudah kadaluarsa bisa terus dilakukan pemusnahan. Untuk itu diharapkan pihak farmasi terus lakukan monitoring terhadap obat-obatan yang sudah kadaluarsa.

"Obat yang sudah kadaluarsa dan yang tidak sesui aturan harus cepat disingkirkan karena kita khawatir nanti obat tersebut didroping ke puskesmas karena ketidakcermatan petugas," pinta Sarkawi.

Pihak pendistribusi obat harus cermat menyalurkan obat-obatan ke puskesmas karena ini menyangkut nyawa seseorang.

"Cek dan terus cek obat-obatan tersebut jangan sempat terjadi kesalahan baik itu petugas kesehatan yang bagian penyuntikan dan pemberian obat," harap Abuya Sarakwi.*(gn/fa/toeb).