Cegah ASF, Karantina Perketat Pengawasan di Pelabuhan Kawasan Industri Bintan

:


Oleh MC PROV KEPULAUAN RIAU, Selasa, 10 Desember 2019 | 09:45 WIB - Redaktur: Kusnadi - 492


Tanjungpinang, InfoPublik - Karantina Pertanian Tanjung Pinang memperketat pengawasan di pelabuhan internasional Bandar Seri Udana Lobam, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau  yang dikelola oleh PT. BIIE. Ini dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan masuk dan tersebarnya virus ASF melalui barang bawaan (handcarry) penumpang kapal ferry di pelabuhan tersebut.

Wabah Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) yang sudah melanda Asia merupakan ancaman bagi peternakan babi di Indonesia. Virus ini tidak membahayakan bagi manusia, namun sangat mematikan terhadap babi.

Dorisman selaku Medik Karantina Pertanian Wilayah Kerja Tanjung Uban menegaskan bahwa pemeriksaan barang bawaan penumpang dilakukan guna mencegah masuknya media pembawa virus ASF yang mungkin dibawa penumpang ferry.

"Virus ASF menyebar sangat cepat dan menyebabkan kematian babi secara massal. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar terutama bagi para peternak dan pelaku usaha peternakan babi. Saat ini penyebaran virus ASF di Asia telah menyebar di China, Kamboja, Vietnam, Filipina dan terakhir dilaporkan Timor Leste. Untuk itu, Karantina Pertanian Tanjungpinang akan semakin memperketat pengawasan terutama di pintu masuk dan keluar (bandara, pelabuhan) khususnya Tanjungpinang dan Bintan," ujarnya, Senin (09/12).

SobatQ, contoh media pembawa virus penyebab Demam Babi Africa yaitu babi, daging babi, bahan olahan daging babi misalnya sosis babi. Media pembawa tersebut dilarang dibawa masuk ke Indonesia apalagi yang berasal dari negara yang sudah tertular wabah ASF seperti China.