dr. Juliana Ratuanak: Tanpa Kesehatan Cita-Cita Tak Ada Artinya

:


Oleh MC KAB KEP TANIMBAR, Rabu, 13 November 2019 | 19:08 WIB - Redaktur: Tobari - 1K


Saumlaki, InfoPublik - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dr. Juliana Ratuanak, memaknai tema HKN ke-55 tahun ini, Generasi Sehat Indonesia Unggul, sebagai suatu ketegasan bahwa tanpa kesehatan, cita-cita suatu bangsa tidak ada artinya.

Kita pasti tahu bahwa hidup tanpa kesehatan itu pasti tidak ada artinya, sebesar apapun kita punya cita-cita, angan-angan, sebanyak-banyaknya harta kita.

"Namun kalau badan kita sakit dan secara sosial badan kita sakit, tidak ada gunanya,” ujar Ratuanak di ruang kerjanya di Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Selasa (12/11/2019).

Menurut Ratuanak, ini merupakan tema besar dari Kementerian Kesehatan dalam mengusung visi-misi Presiden Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, yang seyogianya diturunkan sampai ke tingkat terpencil pelosok tanah air Indonesia.

Mempersiapkan sebuah bangsa yang unggul ke depan sudah dibuktikan oleh banyak negara di dunia bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) yang utama, SDM yang unggul, SDM yang kuat dan tangguh secara intelektual, moral, spiritual dan berintegritas mencerminkan kemajuan satu negara.

“Kalau itu dimiliki oleh setiap pribadi, kelompok dan wilayah bahkan dimiliki oleh setiap propinsi, kabupaten bahkan dimiliki oleh negara, ini pasti menjamin negara kita pasti unggul,” katanya.

Ratuanak menambahkan, untuk Kabupaten Kepulauan Tanimbar, tema ini sangat relevan dengan visi-misi pemerintah daerah, dengan visi besarnya adalah Mewujudkan Kepulauan Tanimbar Sehat, Cerdas, Berwibawa dan Mandiri.

“Kita punya visi sehat dan juga cerdas dan lain-lain, kita sudah buktikan bahwa dalam proses menuju sehat sudah banyak hal yang sudah dilakukan. Mulai dari menata perorangan, menata agar tidak terjadinya penyakit, mempromosikan agar penyakit bisa dihindari,” ujarnya.

Lanjutnya, kalau ada yang sakit, bisa kita obati dan pengobatannya bisa gratis, sesuai program pemerintah dan kami berupaya untuk mengimplementasikan itu.

Menyingung tingkat kematian ibu dan anak, serta stunting di Kabupaten yang berjuluk duan-lolat tersebut, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumya mengalami penurunan yang cukup signifikan, bahkan tidak ada sama sekali.

“Kita punya tingkat kematian ibu dan anak dari tahun 2007 dia mencapai angka kurang lebih 20 dan dia mengalami penurunan sampai angka 0 di tahun 2017,” ujar Ratuanak.

Sekarang naik lagi di angka 1, kita berharap agar angka ini harus turun lagi karena masih naik, sebentar  turun walaupun sudah nol dan ini ebuah prestasi.

Untuk angka stunting di tahun 2018 mencapai nilai yang cukup tinggi dan membutuhkan kerjasama antar SKPD terkait, dalam upaya pemenuhan gizi anak.

“Kami punya angka ini setelah di evaluasi makin turun, nanti di akhir tahun 2019 akan dievaluasi lagi apakah turun atau naik,” katanya. (MC MTB/Edwin/toeb)