Etnis Kemak Memasyarakatkan Budaya Adat Melalui Festival Foho Rai

:


Oleh KAB. BELU, Senin, 11 November 2019 | 13:49 WIB - Redaktur: Juli - 721


Belu, InfoPublik - Dalam rangka melestarikan budaya tradisional serta meningkatkan kerja sama ekonomi, sosial budaya dan pendidikan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu menyelenggarakan Festival Foho Rai 2019, di Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Minggu (10/11/2019).

Festival ini menampilkan beberapa budaya etnis Kemak, seperti Tebe Bot, Ha’ha Luya, Pantun, Likurai dan Tei kemak yang didukung oleh Platform Indosiana inisiasi dari Dirjen Kemendikbud RI. Festival yang mengusung tema “ Belu Panggil Pulang” ini sejalan dengan Platform Indonesiana yang menggagas beragam budaya di antara masyarakat. Kekhasan budaya yang hidup dalam diri kaum muda ini tentunya akan sangat membantu untuk terus memelihara dan mengembangkan budaya lokal.

Perwakilan Platform Indonesiana pada Kemendikbud RI, Anung Karyadi mengatakan, festival adat seperti ini sangat penting untuk mengedepankan budaya – budaya lokal yang ada di masyarakat, sehingga masyarakat mampu melestarikan dan mengembangkan kembali kebudayaannya, sekaligus sebagai event untuk belajar bersama antara pemerintah pusat dan daerah untuk membangun kembali tradisi budaya yang telah luntur.

"Di Kabupaten Belu, kegiatan semacam ini sudah kami lakukan di dua tempat yakni di Desa Sadi dan Berkase. Festival ini dilakukan sudah dua tahun. Kami sudah memfasilitasi sekitar 30 daerah sampai ke tingkat desa. Ada yang sifatnya Provinsi seperti Sumatra Barat (7 kota), Jawa Timur (5 kota) dengan harapan agar masyarakat benar – benar bisa tumbuh dan menghidupkan kembali tradisi adat dari para leluhur yang sudah mulai ditinggalkan,” ungkap dia.

Pada kesempatan yang sama, Pj. Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu, Hendricus A. Andrada Lan mengungkapkan, kegiatan Festival kali ini merupakan hari ketiga setelah diadakan di Kampung Adat Berkase, karena itu Pemerintah Kabupaten Belu terus mendukung dan menyambut baik event ini sebagai bentuk pencerahan budaya kepada masyarakat.

Menurut dia, Pj. Kabid, kegiatan Foho Rai dari tahun ketahun semakin baik. Beberapa budaya, yang dibawakan tentunya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat, khususnya etnis kemak. Ke depan, event – event seperti ini harus menjadi kegiatan rutin sehingga generasi muda tidak akan kehilangan jati diri.

Acara seperti ini terus dilakukan untuk mengangkat kembali akar budaya sebagai jati diri dan identitas kultur masyarakat setempat terkait tradisi menghargai leluhur agar selalu diwarisi turun – temurun,” tandas dia.

Usai kegiatan, Perwakilan Platform Indonesiana bersama rombongan berkesempatan melihat dari dekat pameran produk berupa tenun khas Kemak dan kuliner di stand – stand yang telah disediakan. (Frans Leki & Sipri Luma)