Badan Kesbangpol dan FKUB Mabar Gelar Dialog Kerukunan di Desa Siru

:


Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Selasa, 15 Oktober 2019 | 04:26 WIB - Redaktur: Tobari - 747


Manggarai Barat, InfoPublik - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik bersama Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Manggarai Barat NTT menggelar dialog kerukunan antar umat beragama di Desa Siru Kecamatan Lembor.

Dialog antar umat beragama ini diinisisasi oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik bersama Pemerintah Desa Siru, yang dihadiri oleh tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh perempuan.

"Guna mempererat kerukunan antara umat beragama di Kecamatan Lembor, kami berinisiatif untuk menggelarnya di Siru," kata Kepala Desa Sumardi, Senin ( 14/10/2019).

Dialog tersebut menghadirkan pembicara, yakni Ketua FKUB Mabar Romo Rikard,Pr, Wakil Ketua Syakar A. Jangku dan Sekretaris FKUB Romo Silvi Pr.

Pada kesempatan tersebut Bupati Drs. Agustinus Ch.Dula dalam sambutannya yang disampaikan Sekretaris Camat Lembor, Gabriel Ferdy mengatakan, keragaman kita jauh sebelum Negara ini terbentuk, dan telah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pemerintah terus berkomitmen untuk menjaga kerukunan, kemajemukan kita sebagai bangsa, agar tidak mudah terprovoksi oleh kepentingan - kepentingan yang ingin mengoyak kebersamaan dan keharmonisan kita di Manggarai Barat.

Sementara itu, Ketua FKUB Kabupaten Manggarai Barat,Romo Rikard,Pr mengatakan, ketika kita terus mempersoalkan perbedaan - perbedaan yang ada, ini isyarat kuat bahwa, kita sudah di ambang kehancuran.

Karenanya, kita terus mewartakan kebersamaan dan kekeluargaan. "Kalau ini terus kita lakukan, saya berkeyakinan daerah ini akan aman, dan harmonis," ujar Romo Rikard.

Sedangkan Wakil Ketua FKUB Syakar A.Jangku menambahkan, para pendiri bangsa kita telah merumuskan Pancasila sebagai dasar Negara, dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Pancasila adalah panggung bersama untuk identitas yang berbeda - beda.

Keberagaman adalah hukum alam. Karenanya, perbedaan tidak perlu diperdebatkan. Kita tidak boleh mempersoalkan pilihan orang lain, yang kita persoalkan adalah konsekuensi atas pilihan kita. Yang Islam harus rajin ke masjid, yang Katholik harus sering ke gereja. 

Senada dengan Syakar A. Jangku, Romo Silvi mengatakan, tugas kami adalah membuat masyarakat makin cinta dengan agama dan kepercayaanya.

Kalau masyarakat sudah taat beragama, maka dengan sendirinya, toleransi, saling menghargai perbedaan akan mudah terwujud,ujarnya.
(mckabmanggaraibarat/KIM Siru/ Hans/toeb )