Pemkot Bekasi Respon Cepat Atap SLB Yang Ambruk

:


Oleh MC KOTA BEKASI, Kamis, 10 Oktober 2019 | 21:33 WIB - Redaktur: Tobari - 277


Bekasi, InfoPublik - Pemerintah Kota Bekasi respon cepat aduan masyarakat terkait ambruknya atap bangunan Sekolah Luar Biasa (SLB) tipe C Bundaku yang terletak di Jalan Anggur, Perumahan Wisma Asri, Bekasi Utara, Kamis, (10/20/2019)

Setelah menerima aduan dari masyarakat, Pemkot Bekasi melalui Dinas Pendidikan langsung datangi lokasi SLB yang atapnya ambruk.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi DR.Inayatullah, Kamis (10/10) siang tadi, melihat secara langsung kondisi sekolah yang atap ruang kelasnya ambruk pekan lalu. Dia juga menjanjikan solusi untuk keberlangsungan proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

"Ini bentuk dari komitmen penuh Pemerintah Kota Bekasi untuk cepat tanggap dan memberi perhatian. Datang langsung serta memberikan solusi. Kami sangat berkomitmen kepada pendidikan, termasuk pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus,” katanya.

Setibanya di lokasi, Inayatullah tampak prihatin melihat langsung bangunan sekolah yang dianggapnya sangat tidak layak dan kapasitas untuk sebuah tempat anak-anak SLB atau berkebutuhan khusus untuk mencari ilmu.

Selanjutnya, Inayatullah mempertanyakan mengenai izin operasional sekolah yang berada di bawah Yayasan Handani. Setelah diketahui bahwa sekolah belum mengantongi izin, ia menyarankan agar pihak pengelola sekolah segera mengurusnya.

" Harus segera mungkin diurus perijinannya. Memang untuk Perijinan SLB merupakan wewenang provinsi. Tentu kita bantu agar bisa cepat prosesnya," jelasnya.

Ia menegaskan, perijinan merupakan dasar dan wajib ditempuh. Namun tidak ada pungutan biaya. Perijinan merupakan dasar dan wajib ditempuh. Untuk mengurus perijinan tidak dipungut biaya.

Menanggapi hal itu, Kepala Sekolah sekaligus Pemilik Yayasan Handani Anggraeni Puspasari akan menempuh semua prosedur perizinan yang sebelumnya sudah pernah diurus.

“Saya siap menempuh prosedur perizinan kalau sudah mendapat perhatian seperti ini. Karena sebelumnya sudah pernah mengajukan dan dimintai banyak biaya, sehingga saya tidak sanggup. Setelah dapat penjelasan seperti ini, saya berani (mengajukan izin lagi),” tuturnya.
( Humas/toeb)