Produktivitas Jagung Agam Tertinggi Ke-dua di Sumbar

:


Oleh MC KAB AGAM, Rabu, 2 Oktober 2019 | 18:36 WIB - Redaktur: Tobari - 189


Agam, InfoPublik - Produksi dan produktivitas komoditas jagung di Kabupaten Agam, terus mengalami peningkatan, hingga mencapai surplus. Hal ini dilihat dari perbandingan antara kenaikan pada subron Januari-Agustus 2018 dan subron Januari-Agustus 2019.

“Benar, produksi jagung kita mengalami kenaikan yang cukup signifikan, baik secara produksi maupun produktivitas panen. Untuk produktivitas kita berada diurut ke-dua di tingkat provinsi,” ujar Kasi Produksi Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Agam Imrefli, Ranu (2/10).

Imrefli menambahkan, bahwa bidang produktivitas posisi Kabupaten Agam hanya sedikit dibawah Kabupaten Solok, dengan luas produktivitasnya 108.09 hektare.

Sedangkan untuk produksi, Kabupaten Pasaman Barat masih diposisi pertama dengan jumlah produksi 163,634 ton. Hal itu karena luas tanam Pasaman Barat juga cukup luas yaitu 23,899 hektare.

Dijelaskan, tercatat bahwa subron Januari-Agustus 2018 produksi jagung Kabupaten Agam sebesar 73.174 ton, produktivitas 72,80/ hektare dengan luas tanam 10,646 hektare.

Sementara, pada subron Januari-Agustus 2019 produksi jagung naik menjadi 90,880 ton, produktivitas 90,28/hektare dengan luas tanam seluas 9.122 hektare.

“Data ini berdasarkan hasil rapat dengan Dinas Pertanian Provinsi bersama BPS Provinsi Sumbar pada tanggal 25 September kemarin,” imbuhnya menjelaskan.

Ia menerangkan, naiknya jumlah produksi dan produktivitas komoditas jagung berkat komitmen Pemerintah Kabupaten Agam yang pro pertanian melalui bantuan bibit jagung maupun berupa pembinaan atau penyuluhan yang diberikan secara berkelanjutan.

Diantaranya, bantuan seluas 35 hektar dari dana APBD 2019 yang akhir September 2019 sudah terealisasi semuanya.

Hal lainnya juga didukung dari pemerintah pusat pada Juli 2019 seluas 1.532 hektare dengan jenis bibit NK 212.

“Tentu ini juga kembali kepada petaninya sendiri yang ingin merubah pola tanam ataupun dalam memilih bibit unggul sesuai dengan gestur tanahnya. Seperti di Kabupaten Agam mayoritas sangat cocok untuk bibit NK 212,” katanya. (mcagam/toeb)