Pemerintah Berupaya Bangun Kota Tangguh Bencana Untuk Minimalisir Dampak Mitigasi

:


Oleh MC KAB LUMAJANG, Selasa, 20 Agustus 2019 | 20:55 WIB - Redaktur: Tobari - 800


Lumajang, InfoPublik – Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah akan terus melakukan upaya untuk dapat mengurangi risiko bencana (mitigasi) di wilayah, sehingga dampak yang disebabkan oleh bencana yang terjadi dapat diminimalisir sekecil mungkin, salah satunya dengan program kota tangguh bencana.

Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Administrasi Setda Kabupaten Lumajang Nugroho Dwi Atmoko saat membuka Sosialisasi Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota dalam Menghadapi Bencana, bertempat di Gedung Panti PKK Lumajang, Jawa Timur, Selasa (20/8/2019).

Nugroho juga menyampaikan, bahwa sebagai program untuk mendukung hal tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupaya membangun kota tangguh bencana (KTB) di semua Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

“Sebagai bentuk apresiasi atas dibangunnya kabupaten/kota tangguh bencana, BNPB akan melakukan penilaian pada daerah itu. Jika semua indikator sesuai dengan kriteria penilaian, maka daerah itu akan mendapatkan predikat sebagai kabupaten/kota tangguh bencana,” ujarnya.

Selain itu, disampaikan Nugroho, bahwa penilaian kabupaten/kota tangguh bencana biasanya identik dengan seberapa baiknya kinerja dari desa tangguh bencana (destana) yang ada pada sebuah daerah.

Desa yang tangguh adalah desa yang bisa beradaptasi dengan potensi bencana yang ada di wilayahnya. Dan, program kota tangguh bencana itu sangat signifikan dalam upaya mendorong setiap desa, untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi kemungkinan bencana yang akan terjadi nanti.

Disamping itu, Nugroho juga mengungkapkan bahwa jumlah desa di Kabupaten Lumajang terdapat 198 desa, dan menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang saat ini telah terbentuk sekitar 35 desa tangguh bencana.

“Seperti yang kita ketahui, bahwa Kabupaten Lumajang merupakan daerah yang punya potensi bencana. Untuk itu, sangat diperlukan adanya sebuah upaya untuk meminimalisir dampak bencana yang akan terjadi nanti,” ungkapnya.

Nugroho menambahkan, bahwa dari 35 desa tangguh bencana yang telah terbentuk ada salah satu desa yang mempunyai tingkat kerawanan bencananya paling tinggi.

Ada sebuah desa di Lumajang yang rawan dengan bencana, namun bencana itu adalah hal yang tidak bisa diprediksi kedatangannya, meskipun dengan alat dan teknologi secanggih apapun.

Ia berharap agar dalam mempersiapkan penanggulangan bencana di wilayah, jalinan sinergisitas antara Pemerintah, Lembaga Usaha, Akademisi, Media dan Masyarakat dapat lebih ditingkatkan, sehingga dampak bencananya bisa diminimalisir.

“Kami berharap dengan jalinan sinergisitas yang baik semua pihak, maka nanti Kabupaten Lumajang bisa masuk nominasi 10 besar nasional, dan bisa mendapatkan predikat sebagai kabupaten/kota tangguh bencana,” harapnya.

Sosialisasi tersebut juga dihadiri oleh Kepala Pelaksana BPBD Lumajang Teguh Widjayanto, Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jawa Timur Pinky Hidayati, sejumlah utusan dari Perangkat Daerah terkait.

Dengan menghadirkan narasumber Pratomo Cahyo Nugroho selaku Kepala seksi Pengelolaan Risiko Direktorat Pengurangan Risiko Bencana BNPB. (MC Kab. Lumajang/Hendri/An-m/toeb)