Harga Padi Musim Gadu, Belum Menguntungkan Petani Indramayu

:


Oleh MC KAB INDRAMAYU, Senin, 19 Agustus 2019 | 23:21 WIB - Redaktur: Juli - 723


Indramayu, Infopublik - Sejumlah wilayah pertanian di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sebagian sudah melaksanakan panen padi musim gadu atau musim kemarau 2019.

Presentasi hasil panen padi berbeda-beda di setiap wilayah akibat dampak musim kemarau yang menyebabkan minimnya pasokan air irigasi ke lahan persawahan milik petani, akibatnya banyak padi mengalami puso.

Disebutkan dengan kondisi itu, para petani padi di Bumi Wiralodra sangat mengharapkan harga padi di sejumlah tengkulak dapat meningkat. Tetapi kenyataannya masih belum bisa menutupi modal yang sudah digelontorkan jutaan rupiah untuk bertani musim gadu.

"Harga padi masih di bawah Rp5.000 per kilogram sementara padi basah panen hanya Rp47.000 per kilogram. Harga padi saat ini belum sepenuhnya menutupi modal bertani kami," kata Ashad Mikha, petani asal Desa Cibereng, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Senin (19/8/2019).

Ia mengakui, modal bertani musim gadu yang dikeluarkan mencapai Rp7.000.000 dari mulai bercocok tanam kemudian penyediaan pupuk dan obat ditambah biaya operasional Bahan Bakar Minyak (BBM), juga mesin pompano untuk mengairi lahan persawahan yang mengalami kekeringan.

"Hampir Rp7 jutaan modal kotornya yang sudah saya keluarkan untuk bertani di musim kemarau ini," ungkap dia.

Menanggapi persoalan itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu. H. Takmid menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu hasil audit penetapan Harga Pokok Pemerintah (HPP) dan masih memantau proses panen padi musim gadu yang belum selesai di beberapa daerah pertanian.

"Masih proses audit penetapan HPP dan masih menunggu selesainya proses panen padi di Indramayu. Untuk kemudian menjadi bahan acuan bagi kami mengajukan harga padi kepada pemerintah pusat," pungkas dia. (M.Toyib/Diskominfo Indramayu)