Evaluasi Petani Dampingan: Yakines Gelar Perkemahan Petani di Desa Robo

:


Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Kamis, 15 Agustus 2019 | 04:54 WIB - Redaktur: Juli - 802


Labuan Bajo, InfoPublik - Sedikitnya 12 desa dampingan Yayasan Komodo Indonesia Lestari (YAKINES) menggelar perkemahan Petani di Desa Robo, Kecamatan Welak Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Direktur Yakines Labuan Bajo Gariela Uran mengatakan, perkemahan itu menjadi ajang untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman antar petani.

Selama di perkemahan mereka saling menggali pikiran, ide, gagasan dan kisah sukses teman-teman petani dari berbagai desa dampingan Yakines, baik yang sudah dipaparkan dalam laporan kegiatan tiap desa, maupun lewat sharing dan diskusi bersama antar petani dan narasumber yang ada," katanya kepada Kominfo Mabar, Rabu (14/8/2019).

Para petani dampingan Yakines dari 12 desa yang tersebar di 6 Kecamatan yakni, Desa Modo dan Benteng Tado (Kecamatan Lembor Selatan) Desa Daleng dan Golo Ndeweng (Kecamatan Lembor).

Desa Golo Damu dan Cunca Wulang (Kecamatan Mbeliling). Desa Golo Ndaring dan Golo Kondeng (Kecamatan Sano Nggoang).

Desa Compang Longgo dan Golo Pongkor (Kecamatan Komodo) serta Desa Robo dan Racang Welak (Kecamatan Welak).

Direktur Yakines mengatakan, perkemahan itu digelar untuk mengevaluasi serta mendiskusikan hasil capaian kegiatan dari masing-masing desa dampingan. Hasil kegiatan desa dampingan ini juga dianalisa dengan menggunakan analisa SWOT dan analisa dampak.

Menurut dia, analisa ini digunakan untuk membantu teman-teman petani dalam menggali dampak dan manfaat dari kegiatan-kegiatan yang didampingi Yakines.

Ia menjelaskan, evaluasi dan perencanaan (Evaperca) petani merupakan kegiatan rutin setiap semester yang dilakukan oleh para petani dampingan Yakines, yang penyelenggaraan kegiatannya bertempat di desa-desa dampingan.

Evaperca ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan kelompok-kelompok tani dampingan Yakines selama 1 semester dan merencanakan kegiatan ke depannya.

Adapun Kegiatan kelompok Tani yang dievaluasi di antaranya, Pengembangan tanaman pangan lokal yang terancam punah, seperti Kei atau Ngang, tere ( sejenis ubi- ubian) mesak, sela, celok, jumbang, leba, wola dan lain-lain.

Selain itu, Kegiatan pengembangan sayur dan buah organik. Penanaman sayur dan buah secara organik untuk konsumsi keluarga petani sendiri dan juga sebagai kegiatan kaum ibu dalam mendukung peningkatan ekonomi keluarga tani.

Kegiatan pengembangan tanaman pangan lokal dan sayur organik ini bersandarkan pada pengembangan pertanian berkelanjutan dengan sistem organik.

Pemberdayaan Perempuan dalam kelompok dampingan seperti kelompok UBSP, kelompok lumbung pangan dan lumbung benih. Kegiatan konservasi mata air dan konservasi tanah dan air, dimana motivator utamanya adalah kaum perempuan.

Sementara pada sesi diskusi, kelompok Tani binaan Yakines ini mengundang unsur terkait seperti Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, Bappeda, Kepolisian, DPMD, Kesehatan,dan Dinas Perindakop serta BPD.

Direktur Yakines mengharapkan Unsur-unsur yang terlibat dalam diskusi dapat memberikan masukan dan dukungan demi perkembangan kesejahteraan keluarga Tani Manggarai Barat.

Selama diskusi para peserta membahas tentang usaha pengembangan pertanian dan dukungan terhadap petani khususnya petani perempuan.

Menurut dia, peran pemerintah desa dan BPD dalam penyusunan dan pelaksanaan program pembangunan desa dan penggunaan alokasi anggaran dana desa sangat penting. "Kehadiran pemerintah desa dan BPD dalam kegiatan evaperca ini menjadi penting," ujarnya.

Adapun hasil diskusi itu yakni, perlunya kerja sama yang lebih erat dan saling mendukung antara dinas dengan Yakines dalam mendukung kerja-kerja petani, misalnya ada kerja sama di lapangan antara PL Yakines dan PPL dari Dinas Pertanian.

Kelompok tani yang diakui oleh pemerintah kabupaten adalah kelompok tani yan sudah memiliki SK dari bupati. Kelompok tani dapat memberikan proposalnya ke dinas terkait, melalui mekanisme yang telah ditetapkan.

Dinas-dinas pemerintah mendukung kerja teman-teman petani yang didampingi Yakines dalam bidang pertanian berkelanjutan dengan sistem organik, karena hal ini sangat mendukung perkembangan Kabupaten Manggarai Barat sebagai daerah yang sedang mengembangkan dunia pariwisatanya.

Usai menggelar evaluasi dan diskusi, Petani dampingan Yakines melakukan studi Lapangan di kelompok dampingan yakines seperti Kegiatan konservasi mata air. Mereka akan melihat contoh konservasi mata air yang telah dilakukan dan turut melakukan penanaman pohon di mata air tersebut.

Kegiatan konservasi tanah dan air, Peserta mempraktikkan konservasi tanah dan air, dengan membuat terasering, saluran penghambat, perangkap tanah dan tanggul penghambat.

Kelompok UBSP dan lambung, peserta diajak untuk mempelajari pengalaman mereka dalam kegiatan UBSP dan lumbung pangannya.

Pertanian organik, peserta di ajak mempraktikkan cara pembuatan bahan dan pupuk organik seperti EM4 organik, pupuk bokashi, pupuk cair organik, pestisida organik, fungisida organik dan KCl organik. Pengembangan sayur organik, beberapa cara pembuatan bedengan dan lain sebagainya.

Lebih lanjut Direktur Yakines menjelaskan pascapraktik Lapangan, mereka harus bisa membuat laporan presentasi serta mendiskusukanya ke sesama peserta Evaperca. "Hasil diskusi ini tentunya menjadi suatu bahan pelajaran yang bisa dibawa oleh masing-masing petani," harap dia.

 

(mckabmanggaraibarat/Hans )