Wabup Tobasa Semangati Petani Praktik Pembuatan Pupuk dan Pestisida Organik

:


Oleh MC KAB TOBA SAMOSIR, Selasa, 13 Agustus 2019 | 15:04 WIB - Redaktur: Tobari - 639


Ajibata, InfoPublik -Kelompok Tani Saurdot di Desa Motung, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir mempraktikkan pembuatan pupuk organik dan pestisida, yang dipandu langsung Kadis Ketahanan Pangan Darwin Sianipar.

Praktik tersebut. disaksikan Wakil Bupati Toba Samosir Hulman Sitorus, dan masyarakat bersama Kelompok tani, bertempat di Desa Motung Kecamatan Ajibata, Senin (12/8/2019).

Wakil Bupati Hulman Sitorus yang bersama warga ikut menyaksikan kegiatan ini mengatakan pertemuan ini baru sekitar 2 hari direncanakan dan hari ini terealisasi.

Ia merasa senang atas sambutan masyarakat sebab ciri masyarakat maju apabila menghargai tamu yang datang, dan melayani tamu dengan menyuguhkan hasil produksi masyarakat.

"Petani berupaya mengembangkan Kopi Mora (Motung Arabika) dan telah dipromosikan sampai JCC Jakarta, dan diharap pemasaran terus dilanjutkan dengan OPD terkait untuk ikut mempromosikan hasil produksi masyarakat Desa Motung," kata Wabup mengapresiasi petani setempat.

Selanjutnya Wabup Hulman mengatakan bahwa Tobasa masih surplus beras, sementara teknologi pupuk organik dan pestisida organik sudah lama.

Tetapi hasil studi banding kunjungan ke India yang membuat pupuk organik dan pestisida organik adalah masyarakat dan dipakai sendiri masyarakat petani, sehingga biaya mengelola pertanian bisa serendah mungkin.

Wabup juga mengajak kelompok tani Saurdot untuk tertib administrasi , selalu mencatat hal sekecil apapun pembiayaaan mengolah pertanian sebab bahan baku untuk pembuatan pupuk organik dan pestisida organik tersedia disini, untuk itu perlu dirawat.

"Dalam memenangi persaingan global harga murah atau mutu baik maka ini sebagai pemenang dalam persaingan merebut pasar global." kata Wabup Hulman Sitorus mengakhiri.

Menurut Kepala Dinas Ketapang Darwin Sianipar , hari ini kita menyaksikkan pembuatan pestisida organik , dan pupuk organik, yang sudah dipakai masyarakat petani untuk menanam sayur dan tanaman palawija lainnya dengan memakai pupuk dan pestisida organik buatan sendiri.

Darwin Sianipar menjelaskan bahwa kegiatan ini disebut Pestisida low budget natural farming, (pertanian alami dengan biaya rendah).

Pembuatan pestisida organik adalah ber bahan seperti daun ingul, daun eukaliptus, daun kunyit, daun jeruk, daun mindi, daun pepaya, daun sere, tembakau, kotoran sapi, andaliman. Ditutup selama 5 hari, baru airnya disaring hasilnya telah menjadi pestisida organik.

"Sementara pembuatan pupuk organik, bahan-bahanyna adalah urine sapi 15 liter, susu soya 2 kg, larutan gula aren 2 liter, air 200 liter, kotoran sapi 10 liter.

Seluruh bahannya dimasukkan ke drum ditutup rapat lalu didiamkan selama 5 hari. Airnya disaring hasilnya telah menjadi pupuk organik," kata Darwin.

Kades Motung Gomgom Manurung, mengatakan pembuatan bubuk kopi masih tahap promosi, dan mudah-mudahan hasil produksi bisa menambah pendapatan keluarga.

" Pupuk mahal tidak akan masalah lagi apabila pupuk dan pestisida yang akan dipakai masyarakat adalah produksi sendiri, dimana bahan-bahan bakunya ada di sekitar kita sendiri." kata Kades Motung. (MC Tobasa js/rik/toeb)