Angka Kemiskinan Di Sumbar Berkurang 5 RIbu Jiwa

:


Oleh MC Prov Sumatera Barat, Selasa, 16 Juli 2019 | 08:10 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 931


Padang, InfoPublik - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar terjadi penurunan.

Kepala BPS Sumbar, Sukardi menyebutkan jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2019 tercatat sebanyak 348,22 ribu jiwa atau sekitar 6,42%. Angka ini berkurang sebanyak 5 ribu jiwa dibandingkan dengan kondisi September 2018 sebesar 353,24 ribu jiwa atau 6,55%.

Menurutnya jumlah penduduk miskin di Sumbar masih berada dibawah jumlah rata-rata nasional (9,41%), dan berada pada posisi 9 terendah secara Nasional, sedangkan untuk pulau Sumatera, Sumbar berada pada posisi ke-3 dibawah Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau.

Ia mengatakan semua indikator kemiskinan di Sumbar lebih rendah secara Nasional, ini menunjukkan bahwa perekonomian Sumbar sudah baik dan tidak tertinggal dibanding provinsi lainnya.“Trend positif penurunan jumlah penduduk miskin di Sumbar ini telah berlangsung sejak September 2016”, ujar Sukardi di ruang Vicon Gedung I BPS Sumbar, Padang, Senin (15/7/2019).

Selanjutnya dikatakan beberapa faktor yang  berpengaruh terhadap perubahan kemiskinan Periode September 2018 – Maret 2019, antara lain Kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP), rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk penduduk lapisan terbawah lebih rendah dari garis kemiskinan serta peningkatan rata-rata pengeluaran per kapita.

Lebih lanjut Sukardi menjabarkan bahwa persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan, dimana secara umum tingkat kedalaman kemiskinan di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan.

“Diantara penduduk miskin pun rata-rata pengeluaran per kapita per bulan memiliki variasi/ketimpangan yang tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa diperlukan usaha lebih besar untuk mengentaskan kemiskinan di perdesaan dibanding perkotaan,” sebutnya.

Disamping itu hal yang menarik adalah trend kemiskinan yang cenderung bergerak positif, berbanding terbalik dengan jumlah pengangguran di Sumatera Barat yang cukup tinggi. Sukardi menjelaskan bahwa masyarakat yang masih mencari kerja termasuk kedalam kategori pengangguran.

Ia mengakui dengan tingkat pendidikan masyarakat Sumbar sudah baik, tentunya dalam mencari pekerjaan lebih selektif. Dengan strata pendidikan tinggi, masyarakat tidak sembarangan dalam memilih pekerjaan.

“Hal ini berbeda dengan masyarakat yang berpendidikan rendah, mereka tidak akan memilih-milih pekerjaan. Dengan bertani saja mereka tidak tercatat lagi sebagai pengangguran,” tutup Sukardi. (ESN/ MMC Diskominfo/YR)