Banjir Order Kue Kering Jelang Lebaran

:


Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Rabu, 22 Mei 2019 | 15:13 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 664


Temanggung, InfoPublik – Memasuki hari ke-15 Bulan Ramadan para pengrajin kue kering sudah memulai usahanya untuk memproduksi berbagai macam varian kue kering. Seperti halnya yang dilakukan oleh Suraningtyas Pancaningrum yang menjalankan usaha dikediamannya Jalan Soubari No.5 Desa Besaran Kecamatan Parakan, Temanggung, Selasa (21/5/2019).

Suraningtyas yang akrab dipanggil Bu Iing oleh pelanggannya, memulai usahanya sejak tahun 2002 dengan bantuan 1 (satu) orang tenaga untuk membantunya dalam produksi dan penjualannya. Tahun 2019 ini, Bu Iing sudah mempunyai 7 (tujuh) orang tenaga yang merupakan tetangga dan kerabat dekatnya.

Putri Salju, Stick Coklat Kacang, Nastar Keju, Sagu Keju, Kestengel dan Kue Sultanah yang menjadi kue andalannya. Kue Sultanah adalah kue kering yang dibuat dengan resep turun temurun dan hanya di kalangan keluarga saja yang boleh mengetahui resep kue tersebut.

Kue kering dengan kemasan stoples tersebut dijual dengan harga yang beragam, tergantung jenis bahan yang digunakan. Bu Iing menjual kue keringnya dengan kisaran harga Rp70.000,00 sampai dengan Rp85.000,00 per stoples. Omset yang didapat per musimnya sekitar 100-120 Kg kue kering tergantung pesanan.

Untuk pemasarannya Bu Iing memanfaatkan media sosial dan aplikasi Whatsapp. Dalam produksinya Bu Iing tidak menggunakan sistem stok barang, oleh sebab itu produksi hanya tergantung pesanan pembeli yang sudah menjadi langganan.

Ketersediaan bahan baku tidak menjadi kendala baginya, karena di toko roti sekitar sudah ada dan tercukupi. Hanya saja harga bahan baku tiap tahunnya masih sering naik turun. Kendala yang pernah dihadapinya adalah ketersediaan tenaga untuk membantu proses produksi, karena hamper tiap tahun ia mengganti pekerjanya kecuali tenaga yang meng-handle oven.

Dalam pengalamannya dengan tenaga pembantu, Bun Iing pernah beberapa kali mengalami gagal produksi, dikarenakan tenaga baru tersebut belum memahami perbedaan dan penggunaan bahan untuk produksi kue.

“Pernah dalam kasus saat pembuatan Kue Sultanah, karyawannya salah membedakan gula halus dengan gula taburan untuk donat, karena hal tersebut, bukan hanya kue yang gagal, tapi oven yang digunakanpun juga ikut bermasalah dan tidak bias dipakai beberapa hari,” imbuhnya.

Bu Iing menggaji karyawannya selama musim produksi saja yaitu dibulan-bulan mendekati Hari Raya Lebaran. Dalam satu musim produksi biasanya rentang waktu sekitar dua minggu, karyawannya dapat mengantongi gaji hingga Rp2,5 juta.

Saat ini penjualan kue kering Bu Iing baru disekitar Kabupaten Temanggung, dikarenakan masih terkendala packaging untuk pengiriman keluar kota. (MC TMG/Penulis Cahya; Foto:Coeplis; Editor:Ekape/Eyv)