Harkitnas 2019, Menkominfo Ajak Masyarakat Resapi Makna Sumpah Palapa

:


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Senin, 20 Mei 2019 | 16:31 WIB - Redaktur: Tobari - 79


Surabaya, InfoPublik - Pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-111 tahun 2019, Menteri Komunikasi dan informatika (Menkominfo) Rudiantara mengajak masyarakat memahami Sumpah Palapa yang diucapkan sang Mahapatih Gajah Mada.

Dalam naskah Sumpah Palapa yang ditemukan pada Kitab Pararaton tertulis, Sira Gajah Mada patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".

Memang ada banyak versi tafsiran atas teks tersebut, terutama tentang apa yang dimaksud dengan "amukti palapa".

Namun meski sampai saat ini masih belum diperoleh pengetahuan yang pasti, umumnya para ahli sepakat bahwa amukti palapa berarti sesuatu yang berkaitan dengan laku prihatin sang Mahapatih Gajah Mada.

”Artinya, ia tak akan menghentikan mati raga atau puasanya sebelum mempersatukan nusantara,” ujar Rudiantara dalam sambutanya yang dibacakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, saat menjadi inspektur upacara peringatan Harkitnas 2019, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (20/5).

Sumpah Palapa tersebut, merupakan embrio paling kuat bagi janin persatuan Indonesia. Wilayah Nusantara yang disatukan oleh Gajah Mada telah menjadi acuan bagi perjuangan berat para pahlawan nasional untuk mengikat wilayah Indonesia seperti yang secara de jure terwujud dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-111 kali ini dinilai sangat relevan jika dimaknai dengan teks Sumpah Palapa tersebut. “Kita berada dalam situasi pasca-pesta demokrasi yang menguras energi dan emosi sebagian besar masyarakat kita,” katanya.

Menurut Rudiantara, mengaspirasikan pilihan yang berbeda-beda dalam pemilu, namun semua pilihan pasti diniatkan untuk kebaikan bangsa. Oleh sebab itu tidak ada maslahatnya jika dipertajam dan justru mengoyak persatuan sosial.

“Alhamdulillah, sampai sekarang ini tahap-tahap pemilihan presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif berlangsung dengan lancar," kata Menkominfo.

Kelancaran ini juga berkat pengorbanan banyak saudara-saudara kita yang menjadi anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara, bahkan berupa pengorbanan nyawa.

Dalam sambutannya, Rudiantara menilai bahwa sungguh mulia perjuangan mereka untuk menjaga kelancaran dan kejujuran proses pemilu ini. Ia pun mengajak masyarakat untuk ikut mengirim doa bagi ketenangan jiwa para pahlawan demokrasi tersebut.

"Alangkah eloknya jika kita wujudkan ucapan terima kasih atas pengorbanan mereka dengan bersama-sama menunggu secara tertib ketetapan penghitungan suara resmi yang akan diumumkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Undang-Undang, dalam waktu yang tidak lama lagi," tuturnya.

Dikatakan Rudiantara, lebih satu abad negeri ini menorehkan catatan penghormatan dan penghargaan atas kemajemukan bangsa yang ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo.

Dalam kondisi kemajemukan bahasa, suku, agama, kebudayaan, di tingkat bentang geografis yang merupakan salah satu yang paling ekstrem di dunia, negeri ini telah membuktikan bahwa mampu menjaga persatuan sampai detik ini.

Oleh sebab itu, tak diragukan lagi bahwa bangsa ini pasti akan mampu segera kembali bersatu dari kerenggangan perbedaan pendapat,dari keterbelahan sosial, dengan memikirkan kepentingan yang lebih luas bagi anak cucu bangsa ini, yaitu persatuan Indonesia.

Apalagi peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini juga dilangsungkan dalam suasana bulan Ramadan.

Bagi umat muslim, bulan suci ini menuntun untuk mengejar pahala dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah SWT seperti permusuhan dan kebencian, apalagi penyebaran kebohongan dan fitnah.

"Hingga pada akhirnya, pada ujung bulan Ramadan nanti, bisa seperti Mahapatih Gadjah Mada, mengakhiri puasa dengan hati dan lingkungan yang bersih berkat hubungan yang kembali fitri dengan saudara-saudara di sekitar kita," ucapnya.

Dengan semua harapan tersebut, kata Rudiantara, kiranya sangat relevan apabila peringatan Hari Kebangkitan Nasional, disematkan tema "Bangkit Untuk Bersatu".

"Kita bangkit untuk kembali menjalin persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia," katanya.(MC Diskominfo Prov Jatim/non-hjr/toeb)