Menkominfo: Sumpah Palapa  Embrio Bagi Janin Persatuan Indonesia

:


Oleh MC KAB SORONG, Senin, 20 Mei 2019 | 08:46 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K


Sorong, InfoPublik - Sumpah Palapa merupakan embrio paling kuat bagi janin persatuan Indonesia. Wilayah Nusantara yang disatukan oleh Gajah Mada telah menjadi acuan bagi perjuangan berat para pahlawan nasional kita untuk mengikat wilayah Indonesia seperti yang secara de jure terwujud dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini.

Demikian sambutan Menteri Komunikasi Informatika (Menkominfo) RI Rudiantara, yang dibacakan oleh Bupati Sorong Dr. Johny Kamuru, SH, M.Si, pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), yang ke-111, berlangsung di halaman upacara Kantor Bupati Sorong di Aimas, Senin (20/05).

Bupati menyampaikan, Peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini sangat relevan jika dimaknai dengan teks Sumpah Palapa tersebut. "Kita berada dalam situasi pasca-pesta demokrasi yang menguras energi dan emosi sebagian besar masyarakat kita. Kita mengaspirasikan pilihan yang berbeda-beda dalam pemilu, namun semua pilihan pasti kita niatkan untuk kebaikan bangsa. Oleh sebab itu tak ada maslahatnya jika dipertajam dan justru mengoyak persatuan sosial kita," kata bupati.

Dikatakan, sampai sekarang ini tahap-tahap pemilihan presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif berlangsung dengan lancar. Kelancaran ini juga berkat pengorbanan seluruh anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara, bahkan berupa pengorbanan nyawa.

"Sungguh mulia perjuangan mereka untuk menjaga kelancaran dan kejujuran proses pemilu ini. Sambil mengirim doa bagi ketenangan jiwa para pahlawan demokrasi tersebut, alangkah eloknya jika kita wujudkan ucapan terima kasih atas pengorbanan mereka dengan bersama-sama menunggu secara tertib ketetapan penghitungan suara resmi yang akan diumumkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh undang-undang, dalam waktu yang tidak lama lagi," ujar Rudiantara, melalui sambutan yang dibacakan Bupati Sorong ini.

Dikatakan, bangsa Indonesia telah lebih satu abad menorehkan catatan penghormatan dan penghargaan atas kemajemukan bangsa yang ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo. Dalam kondisi kemajemukan bahasa, suku, agama, kebudayaan, ditingkah bentang geografis yang merupakan salah satu yang paling ekstrem di dunia, telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia mampu menjaga persatuan sampai detik ini.

"Oleh sebab itu, tak diragukan lagi bahwa kita pasti akan mampu segera kembali bersatu dari kerenggangan perbedaan pendapat, dari keterbelahan sosial, dengan memikirkan kepentingan yang lebih luas bagi anak cucu bangsa ini, yaitu persatuan Indonesia," ujarnya.

Disampaikan, peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini juga dilangsungkan dalam suasana bulan Ramadan. Bagi umat muslim, bulan suci ini menuntun umat Islam untuk mengejar pahala dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah SWT seperti permusuhan dan kebencian, apalagi penyebaran kebohongan dan fitnah.

"Hingga pada akhirnya, pada ujung bulan Ramadan nanti, kita bisa seperti Mahapatih Gadjah Mada, mengakhiri puasa dengan hati dan lingkungan yang bersih berkat hubungan yang kembali fitri dengan saudara-saudara di sekitar kita," katanya.

Dengan semua harapan tersebut, kiranya sangat relevan apabila peringatan Hari Kebangkitan Nasional, disematkan tema "Bangkit Untuk Bersatu". Kebangkitan untuk Persatuan.

Acara peringatan Harkitnas ditandai dengan pengibaran Sang Merah Putih, pembacaan teks Pancasila, pembacaan Pembukaan UUD 1945, pembacaan Panca Prasetya Korpri, serta di akhir cara tersebut, Bupati Sorong menyerahkan SK pensiun kepada Kepala Dinas Pertanian Ir. Benyamin Abraham Hallatu, MM, yang akan memasuki purna bhakti per 01 Juni 2019. (MC Kab. Sorong/rim)