Wali Kota Pariaman: Pemahaman Pemilu Kurang, KPU Gencar Sosialisasi

:


Oleh MC KOTA PARIAMAN, Jumat, 12 April 2019 | 21:16 WIB - Redaktur: Juli - 262


Pariaman, InfoPublik - Pemahaman masyarakat Kota Pariaman, Sumatra Barat tentang tata cara pemilihan umum masih kurang. Untuk itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar mendapatkan pemahaman yang jelas tentang pemilu.

Hal ini disampaikan Wali Kota Pariaman Genius Umar, ketika membuka kegiatan Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu Serentak 2019 yang diadakan KPU Kota Pariaman, di Halaman Rumah Tabuik Subarang, Cimparuh Pariaman, Kamis (11/4/2019).

Genius mengatakan, keberhasilan pemilu tergantung kepada simulasi pemilu, dan keberhasilan pemilu juga tergantung pada pemahaman masyarakat tentang tata cara pemilu.

"Ada perbedaan pada pemilu tahun ini, pemilihan dilakukan secara serentak untuk pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi dan DPRD kota/kabupaten," jelas Genius.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat, berkaitan dengan banyaknya  berita bohong (hoaks) yang sengaja dibuat oleh oknum tertentu di media sosial. Hal tersebut dapat menjatuhkan elektabilitas dari salah satu calon yang akan maju pada pemilu nanti.

"Sebagai warga negara yang baik jangan menebar kebohongan, apalagi fitnah yang tidak benar yang dapat merugikan pihak tertentu," tegasnya.

Masyarakat kata dia, jangan mau diadu, dan jangan sampai saling bermusuhan hanya karena beda pilihan. "Siapa pun nanti yang terpilih doakan yang terbaik dan berharap mereka dapat mewakili suara rakyat," ungkapnya.

Ketua KPU Kota Pariaman Abrar Aziz menyebutkan tentang proses dan teknis pemungutan suara pada pemilu 2019 tersebut. Dalam simulasi ini turut melibatkan seluruh unsur petugas TPS meliputi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang telah mengikuti pelatihan bimbingan teknis (bimtek), pengawas pemilu, saksi, dan petugas keamanan.

Abrar mengimbau terkait pemilu 2019 yang tinggal enam hari lagi, agar masyarakat jangan mudah diintervensi, disuap dan di iming-imingi dengan uang. "Apa pun itu bentuknya money politic hindari," katanya.

Lebih lanjut, Abrar mengatakan dalam simulasi tersebut pembukaan TPS seolah-olah dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 13.00 WIB. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses penghitungan suara.

"Mudah-mudahan simulasi ini bisa merepresentasikan bagaimana kejadian pemungutan suara sesungguhnya di TPS," tutup Abrar. (Erwin)