Kue Putu Mulai Rambah Kopang

:


Oleh MC PROV NUSA TENGGARA BARAT, Kamis, 21 Maret 2019 | 16:34 WIB - Redaktur: Tobari - 965


Kopang, InfoPublik - Kalau di seputaran kota Mataram dan Ampenan, warga setempat tidak merasa asing dengan suara yang mirip “greneng” merpati yang tengah terbang di udara. Greneng ini, oleh masyarakat pecinta merpati menyebutnya ‘sundari’.

Suara itu adalah khas dari pedagang kue Putu yang menyasar trotoar seputaran kota. Justru penganan sederhana masyarakat Mataram dan Ampenan ini masih dinikmati. Rasanya pun masih digemari kalangan masyarakat bawah hingga para konglomerat.

Sekarang, kue Putu tidak lagi menyasar kota Mataram dan Ampenan. Tapi sudah mulai merambah sebuah kampung bernama kampung Sempur, Desa Kopang-Lombok Tengah. Namanya pun rada-rada asing, namun bisa dicerna masyarakat setempat. Namanya Kue Putu Bamboo.

Sepintas kue ini terlihat bahannya cukup sederhana. Hanya menggunakan selubung wadah bambu. Sementara bahan bakunya terdiri dari tepung beras, gula merah, parutan kelapa dan pewangi dari daun pandan. “Kami tidak menggunakan bahan kimia yang justru merusak kesehatan,” tutur H.Tok Sempur, yang sedang sibuk melayani pembeli, Rabu (20/3).

Kalau kue Putu yang di Mataram atau Ampenan, wadahnya terbuat dari longsongan kaleng yang sewaktu-waktu bisa berkarat. Sedangkan Kue Putu Bamboo, kata mantan TKI Saudi ini, justru wadahnya terbuat dari potongan bamboo. “Ya, wadah sederhana tapi kaya kesehatan,” puji lelaki yang sudah lama bertahun-tahun di Saudi Arabia, 

Kue Putu buatan H.Tok Sempur ini sudah mulai dikenal warga. Mereka punya pilihan, lantaran pembuatannya yang demikian sederhana, namun rasa tak perlu diragukan lagi. Oleh karena itu, penganan mirip kasta orang Hindu ini sering dinikmati warga Kopang.

Tidak saja warga kampung Sempur sendiri, tapi juga kampung Bajok, Banjar, Anyar, Bawaq Keramat, Bat Masjid, Pulembang, Pengompan, Subagan, Karang Lebah, Kayon, Bajur, Jelojok bahkan sudah mulai menyasar pembeli dari Kerembong di kecamatan Janapria sana.

Berbicara kuliner, soal rasa bisa saja dipengaruhi oleh atmosfir. Menikmati Kue Putu Bamboo di siang bolong, beda rasa jika dinikamti waktu pagi. Menikmati kue putu lebih enak dinikmati pagi hari, karena atmosfir alam Kopang yang sedikit dingin.

Demikian pula lebih nikmat dinikmati di Berugaq (sekepat) dari pada menikmatinya di teras rumah atau ruang tertutup lainnya.

Apapun alasannya, bagi penikmat kuliner, sudah waktunya mencoba mencicipi Kue Putu Bamboo ini. Tiap hari pada sore hari, mangkalnya di Sempur, sebelah Utara Masjid Darussalam Kopang.

Pada sebuah lapak sederhana, Kue Putu Bamboo siap dinikmati sebagai pelepas rasa lapar. Atau jika pagi hari Minggu Kue Putu Bamboo mangkal di depan Indo Mart Kopang, persis di depan Pasar Jelojok-Kopang. Selamat menikmati. (MC NTB/toeb)