Event Festival Sate Di Permindo Padang

:


Oleh MC KOTA PADANG, Sabtu, 16 Februari 2019 | 07:01 WIB - Redaktur: Tobari - 1K


Padang, InfoPublik - Di Kota Padang, dan Ranah Minang salah satu makanan Favorit adalah Sate. Makanan yang satu ini semua orang menyukainya. Untuk itu di sepanjang ruas Jalan Permindo, Kota Padang, digelar event bertajuk Festival Sate, pada Sabtu (16 Februari 2019).

Ragam cita rasa khas sate Padang disajikan, baik  yang berkuah kuning atau kemerahan. Mencoba menikmatinya bisa dipastikan lidah “menari-nari” merasakan enaknya, ucap  penasehat Kesatuan Pedagang Jalan Permindo (KPJP), Miko Kamal, Jumat (15/2/2019).

Festival sate ini sengaja dihelat KPJP bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Kota Padang diikuti 30 pedagang sate.

Tujuannya untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap kuliner sate Padang, pasca terbongkarnya kasus oknum pedagang sate bermerek KMS kawasan tugu Padang Area di Simpang Haru, Padang Timur yang menjual sate berbahan dasar daging babi  29 Januari 2019 lalu.

Penasehat KPJP Miko Kamal juga menyebutkan, kejadian ditangkapnya pedagang sate di Simpang Haru yang menjual daging babi, sempat mengguncang moral dan ekonomi sebagian besar pedagang sate.

Masyarakat yang selama ini menikmati kuliner khas Minang itu menahan diri untuk tidak memakannya. Sebab masyarakat curiga, jangan-jangan sate yang dijual selain di Simpang Haru itu juga menggunakan daging babi.

"Dengan maksud mengangkat moral dan ekonomi pedagang sate serta mengembalikan kepercayaan publik terhadap kuliner sate, KPJP dan Dinas Perdagangan Kota Padang berinisiatif menyelenggarakan Festival Sate Sabtu sore dari pukul 16.00 WIB sampai 21.30 WIB," kata Miko Kamal.

Miko Kamal juga mengungkapkan bahwa seluruh pedagang sate yang dilibatkan pada Festival sate tersebut, sama sekali tidak dipungut biaya. Seluruh fasilitas yang dibutuhkan oleh pedagang  sate seperti tenda, meja dan listrik, disediakan oleh Dinas Perdagangan dan pedagang anggota KPJP.

Para pengunjung yang datang ke Festival Sate dapat membeli sate seperti biasa dengan harga yang ditentukan oleh masing-masing pedagang.

Bahkan kata Miko, untuk menjamin bahwa sate yang dijual  para pedagang terjamin kehalalannya. Dan panitia juga sudah meminta pedagang sate untuk menandatangani surat pernyataan yang berisi bahwa mereka selama ini tidak pernah menggunakan bahan-bahan yang tidak halal untuk dagangan mereka, serta berjanji tidak akan menggunakan bahan-bahan haram untuk  dijual.  

Jadi, melalui Festival Sate itu mudah-mudahan dunia persatean di Kota Padang khususnya, menjadi bergairah lagi, harapnya.

Sebagai informasi, sebelumnya, pasangan suami istri berinisial B dan E, pedagang sate bermerek KMS di kawasan tugu Padang Area di Simpang Haru, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, tak dapat lagi mengelak, setelah petugas gabungan melakukan penggeledahan dan menemukan puluhan tusuk yang diduga berbahan dasar daging babi dibuang ke dalam got.

Petugas gabungan yang terdiri dari Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, Balai BPOM, serta Satpol PP, Selasa 29 Januari 2019, sekitar pukul 19.00 WIB, melakukan penggeledahan.

Kasus tersebut terungkap, berawal dari adanya laporan masyarakat pada Oktober 2018 lalu. Menindaklanjuti laporan itu, kemudian tim gabungan membeli sample sate untuk kemudian diperiksa lebih lanjut. Hasil pemeriksaan sampel yang diambil itu, terbukti daging Sate KMS positif B2 atau mengandung daging babi.

Pasca terbongkarnya kasus tersebut, daya beli masyarakat menurun. Para pedagang sate, banyak yang mengeluh lantaran penjualan sate Padang menurun drastis. Banyak masyarakat yang menahan diri untuk tidak memakan dan membeli sate Padang, lantaran takut jika daging yang digunakan itu adalah daging babi. (Mcpadang/ldp/Irwandi Rais/toeb)