Wagub : Percepatan Rehabilitasi Butuh Dukungan Masyarakat

:


Oleh MC PROV NUSA TENGGARA BARAT, Sabtu, 19 Januari 2019 | 06:53 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 239


Mataram, InfoPublik - Proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya terkait pembangunan rumah korban telah mencapai 60 persen. Namun begitu, proses-proses tersebut juga tergantung dari kesigapan masyarakat dalam mendukungnya. 

Hal tersebut ditegaskan Wakil Gubernur NTB, Hj Siti Rohmi Djalilah saat peletatakan batu pertama Rumah Instan Sederhana Sehat Konvensional (RISHA) di Pemenang lombok utara, Jum'at (18/1/19).

"Kewajiban memberikan bantuan adalah sesuatu yang pasti ditunaikan oleh pemerintah. Buktinya, pencairan dana bantuan dan proses administrasi telah rampung delapan puluh persen," jelas Wagub.

Menurut Wagub, proses percepatan tersebut sekarang ada di tangan masyarakat. Jika telah mendapatkan dana di rekening maka secepatnya membentuk kelompok masyarakat sebagai bagian dari tanggungjawab.

Adapun kesulitan yang ditemui oleh masyarakat selama ini seperti validasi data korban gempa, pemahaman tentang pembentukan kelompok masyarakat dan penentuan pilihan rumah sesuai kriteria tahan gempa, Wagub menegaskan pihaknya akan melakukan pengawalan dengan maksimal, diantaranya pelibatan TNI dan Polri untuk pendampingan.

Wagub menghimbau bagi warga korban bencana yang belum membentuk Pokmas ataupun belum menentukan jenis rumah yang akan dibangunnya agar segera melakukannya. Jika disegerakan maka cepat pula bekerja dan memiliki hunian baru.

Sementara Ketua Kelompok Masyarakat Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Sahrudin  membandingkan proses penanganan gempa Yogyakarta yang butuh waktu tiga tahun.

"Menurut saya prosesnya normal saja. Yang membuat lama kemarin itu karena warga saya belum sepenuhnya mengerti tentang kenapa harus membentuk Pokmas sama memilih rumah yang mau dibuat", terang Sahrudin.

Dikatakannya, proses di tingkat warga dimakluminya agak alot karena jumlah warga yang banyak dan dalam kondisi baru mengalami musibah membuat warga kebingungan membuat prioritas sendiri.

(JM-Tim Media)