Pemkab Bakal “Make Over” Sembilan Destinasi Wisata Unggulan di Batang

:


Oleh MC KAB BATANG, Sabtu, 8 Desember 2018 | 20:59 WIB - Redaktur: Tobari - 819


Batang, InfoPublik - Kabupaten Batang mempunyai potensi besar, mulai dari tata letaknya di pantai, kota hingga di atas gunung. Maka dari potensi yang dimiliki, dipilihlah sembilan destinasi unggulan yang siap dikembangkan oleh pemerintah daerah bersama investor.

Pernyataan itu diungkapkan oleh perwakilan dari Kementerian Pariwisata Glory Astanto, saat menyampaikan materi pengoptimalan destinasi wisata unggulan pada kegiatan Expose Kajian Rencana Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) di aula Hotel Dewi Ratih Kabupaten Batang, Jumat (7/12/2018) sore.

Astanto mengatakan, pihaknya memilih tujuh kawasan pariwisata, tetapi rencananya Bupati Wihaji akan menambah dua destinasi menarik lainnya. Antara lain, dominasi utama ada di Pantai Sigandu, Sikembang Park, Deswita Pandansari, Sikuping, Kampung Karawitan Bandar, Kramat dan Sigemplong.

“Sebelumnya kami telah melakukan berbagai kajian di obyek-obyek wisata itu, berdasarkan aksesibilitas, eksotisme dan akomodasi yang mudah. Jika hanya melihat destinasi wisata dari satu sisi saja, pasti tidak akan bertahan lama. Maka harus dilihat dari sudut pandang atau potensi lain, yang dapat “dijual” kepada wisatawan,” jelasnya.

Ia memaparkan ketujuh destinasi wisata berpotensi yang dimiliki Batang. Pertama Pantai Sigandu karena terdapat banyak wahana seperti ada pantai, mangrove, kebun binatang, Dolphin Center serta aksesnya yang dekat dengan perkotaan.

Kemudian Sikembang Park diperuntukkan wisata adventure dan dikembangkan untuk kegiatan wisata Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE).

Tujuannya saat Pemda atau warga luar Kabupaten Batang yang ingin mengadakan pertemuan dan sebagainya bisa dimanfaatkan. Nantinya akan dibuat sealami mungkin, sembari meeting, mereka bisa juga refreshing karena suasananya masih asri.

Ada pula Deswita Pandansari yang sudah jalan dengan wisata tubingnya, tapi juga akan diarahkan menjadi pusat ekonomi kreatif. Sikuping akan dipusatkan sebagai wisata paralayang.

Kampung Karawitan Bandar yang dikemas semenarik mungkin bagi wisatawan mancanegara, yang mengharuskan mereka yang belajar berbusana dan bertutur kata menggunakan bahasa Jawa.

Lalu Kramat akan dijadikan area bumi perkemahan karena suasana sungainya sangat cocok untuk wisata alam. Desa Sigemplong sebagai penghasil kentang terbaik yang diorientasikan untuk ekspor dan dapat berkontribusi besar memasok kentang saat ada festival Dieng.

Untuk mewujudkan impian itu,  harus ada kekompakan Pemda dan masyarakat, menentukan orientasi dan prioritas yang jelas, melibatkan 21 sektor terkait seperti pembangunan jalan melalui PU-PR, pemberdayaan UMKM melalui Disperindagkop dan UKM, membangun SDM melalui Disdikbud.

"Kebersihan lingkungan melalui Dinas Kebersihan, dan membangun jaringan internet dan telekomunikasi melalui Diskominfo serta jaminan keamanan juga kesehatan yang sangat dibutuhkan para wisatawan,” paparnya.

Astanto lebih menyarankan agar pengelolaannya bekerja sama dengan investor, sebab Pemda lebih tepat membantu mempermudah proses regulasi.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Wahyu Budi Santoso menambahkan, kajian RIPPARDA membantu seluruh arah pembangunan di bidang kepariwisataan yang harus bersinergi dengan 21 Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

“Di dalamnya berisi tentang regulasi dan pengembangan destinasi wisata yang sesuai dengan karakteristik Kabupaten Batang,” ujarnya.

Pemkab juga melibatkan beberapa unsur pendekatan terkait konsep pemberdayaan dan kemitraan, yang berarti menggandeng sektor swasta.

Wahyu mengharapkan, kepada seluruh OPD terkait 21 sektor itu, harus sudah mempunyai program kerja mengarah pada perencanaan yang sinergi dengan Disparpora. (MC Batang, Jateng/Heri/Ardhy/toeb)