Bincang Budaya Batik Peranakan Dengan Generasi Milenial

:


Oleh MC KOTA PEKALONGAN, Jumat, 19 Oktober 2018 | 19:33 WIB - Redaktur: Tobari - 407


Pekalongan, InfoPublik - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bekerjasama dengan Diskominfo Kota Pekalongan gelar Acara Bincang Budaya dan Menulis Kreatif dalam rangka Hari Batik Nasional 2018, Jumat (19/10) di Hotel Santika Kota Pekalongan. 

Acara tersersebut diselenggarakan dengan tujuan  untuk mempromosikan batik kepada masyarakat luas khususnya generasi muda sehingga para generasi muda dapat berkontribusi aktif dalam melestarikan batik sebagai identitas bangsa.

Pada Laporannya Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Pekalongan Sri Budi Santoso menyebutkan bahwa Kota Pekalongan sebagai World's City of Batik dan  memperingati Hari Batik Nasional setiap tahun yakni tanggal 2 Oktober.

Salah satunya dengan geliatnya dengan menyelenggarakan Pekan Batik Nusantara yang selalu dimeriahkan oleh acara-acara yang menarik seperti Batik Business Meeting, Workshop, Gelar Seni, Festival Kampung Wisata Kuliner Nusantara, Pekan Batik Karnaval, dan beragam lomba-lomba.

Walikota Pekalongan H. M. Saelany Machfudz pada sambutannya mengatakan bahwa Pekalongan menyelenggarakan Pekan Batik Nusantara tahun ini dengan tema "Pesona Batik Peranakan Wujud Alkuturasi Budaya", dimana setiap motif batik peranakan mendapat pengaruh dari masyarakat dan budaya Gujarat, Cina, Arab yang tinggal dan menetap di Pekalongan.

Melalui acara ini, ia mengajak para generasi milenial untuk lebih tahu dan memahami batik baik history dan filosofi yang terkandung di dalamnya sehingga nantinya bisa dijadikan referensi atau bahan tulisan ke khalayak umum di tulisan blog atau akun media sosialnya.

"Saat ini generasi muda terkadang masih belum bisa membedakan motif baik baik motif batik cap, tulis ataupun kain bermotif batik," terangnya.

Turut Hadir dan membuka acara Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik R. Niken Widiastuti, dan mengatakab bahwa untuk melestarikan dan mempromosikan budaya batik khususnya Batik Pekalongan perlu adanya dukungan dari semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah  daerah, media dan masyarakat.

Generasi muda sekarang lebih akrab dan tidak bisa lepas dari media sosial, sehingga kami mengundang para narasumber dari para ahli batik.

Dari akademisi Perguruan Tinggi dan seorang influencer blogger yang sudah mumpuni di bidangnya untuk menyampaikan materi dan berbagi informasi tentang batik dan penulisan kreatif blog mengenai bagaimana mempromosikan budaya batik di Pekalongan.

Ia menambahkan para generasi muda, blogger, penulis dan media mengetahui batik secara lebih mendalam mengenai batik yang kaitannya dengan budaya Indonesia dan mencerminkan peradaban masyarakat Indonesia.

Karena melalui batik, di dalam setiap motif nya terkandung nilai-nilai filosofi masyarakat dan akulturasi budaya yang dapat menjadi alat pemersatu masyarakat.

Langkah paling mudah dan sederhana bagi generasi muda dalam mempromosikan batik ialah bisa dengan selfie mengenakan baju batik, membuat vlog sambil mempromosikan batik serta belajar membatik.

"Pemerintah mengimbau bagi seniman khususnya pengrajin batik untuk mempunyai kesadaran mengenai property right (hak kekayaan intelektual) dalam mematenkan hasil karyanya agar tidak sampai di klaim negara lain," sambungnya.

Mira Sahid,  influencer blogger pemateri mengenai Menulis Kreatif, mengajak para remaja untuk berkontribusi aktif untuk menulis konten kreatif sesuai passionnya masing-masing.

Ibu dari 2 anak dan founder dari Komunitas Emak-Emak Blogger ini mengaku mendapatkan banyak manfaat dari menulis salah satunya adalah mendapatkan penghasilan dari hobinya ini

Acara Bincang Budaya diikuti oleh 150 peserta yang terdiri dari kalangan muda dari berbagai komunitas, mahasiwa dan masyarakat umum di Kota Pekalongan.

Pada Acara tersebut juga dihadirkan Narasumber lain  dalam acara tersebut adalah Guru Besar Sosiologi Batik UNS Solo, Prof. Dr. Mahendra Wijaya, Dosen FISIP UNS Solo, Drs. Sudarshono, M. A. , Founder Emak-Emak Blogger, Mira Sahid.

Di sesi akhir acara ditutup dengan pelatihan penulisan yang diikuti oleh para peserta yang hadir dan dinilai oleh Juri. (MC Pekalongan/Achmad Mahmudin/Dimas Arga/toeb)