Ribuan Orang Hadiri Pemutaran Film Provinsi Konservasi di Papua Barat

:


Oleh MC KAB RAJA AMPAT, Rabu, 10 Oktober 2018 | 04:41 WIB - Redaktur: Tobari - 1K


Raja Ampat, InfoPublik - Pemutaran perdana film konservasi yang digagas Pemda Provinsi Papua Barat dan Conservation International (CI) Indonesia mendapat sambutan yang meriah masyarakat Kota Manokwari, Ibukota Provinsi Papua Barat.  

Pemutaran film konservasi yang berlangsung di halaman kantor Gubernur Papua Barat, Senin (8/10) tersebut sebagai salah satu agenda kegiatan “Pesta Rakyat Untuk Konservasi” dalam rangka kampanye  provinsi konservasi menjelang tiga tahun dideklarasikannya Provinsi Papua Barat sebagai provinsi konservasi.

“Lebih dari 1.000 orang menyaksikan pemutaran perdana Film Provinsi Konservasi yang digelar oleh Pemprov Papua Barat bersama-sama dengan Program Papua Barat Conservation International (CI) Indonesia,” tulis Raja Ampat Communication & Outreach Coordinator, Conservation International Indonesia Nikka Amandra Gunadharma, dalam rilisnya.

Nikka Amanda Gunadharma dalam press realesnya menjelaskan acara itu dibuka dengan lagu “Aku Papua” karya Alm. Franky Sahilatua yang dibawakan Edo Kondologit, artis nasional kelahiran Kota Sorong. Penampilan Edo Kondologit mendapat sambutan yang meriah dari penonton yang memadati halaman kantor Gubernur Papua Barat.

Selepas itu, Meity Ursula Mongdong, Direktur Program Papua Barat untuk Conservation International (CI) Indonesia dalam sambutan menjelaskan, pesta rakyat untuk konservasi sebagai bentuk untuk merayakan berkat Tuhan yang melimpah di tanah Papua.

Ia meminta pemerintah dan masyarakat bersatu untuk menjadikan Papua Barat sebagai provinsi konservasi.

Dikatakannya, kampanye provinsi konservsi bermaksud mensosialisasikan kepada semua pihak bahwa Papua Barat adalah tanah yang diberkati, dan itu sebabnya penting diperjuangkan sebagai provinsi konservasi.

“Kampanye provinsi konservasi ini bermaksud untuk mensosialisasikan kepada semua kalangan di seluruh kabupaten/kota bahwa Papua Barat adalah tanah yang diberkati,” ujar Meity Ursula Mongdong.

Sementara itu, Sekda Provinsi Papua Barat Drs. Nataniel D. Mandacan, M.Si dalam arahannya mengatakan bahasa konservasi susah dipahami masyarakat yang diam di pendalaman. Namun dikatakannya, mereka akan lebih paham ketika berbicara mengenai perlindungan, pemelihataan dan pemaanfatan.

“Ketika berbicara konservasi dengan masyarakat di kampung-kampung; mereka tidak tahu. Baru ketika saya berbicara mengenai perlindungan, bahwa ada pemeliharaan, ada pemanfaatan; itu secara turun-temurun sudah ada, mereka paham apa itu konservasi,” kata Mandacan.

Setelah seremonial pembukaan dilanjutkan dengan pemutaran film “Provinsi Konservasi”  karya John Weller dan Shawn Heinrichs  dari Blue Sphere Foundation  bekerja sama CI Indonesia dan Pemprov Papua Barat.

Film yang digarap dengan hampir menghabiskan waktu tiga tahun ini sebagai bentuk jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diterjemahkan melalui bahasa visual mengenai potensi sumber daya alam dan budaya, tantangan-tantangan yang dihadapinya, dan juga upaya yang digagas oleh masyarakat dalam merespon tantangan tersebut.

Kisah-kisah yang direkam dari enam kabupaten dan kota di Papua Barat tersebut mengalir dinamis melalui alur cerita film yang bersinergi apik dengan musik yang otentik.

Acara pemutaran film ini diselingi beberapa tembang menarik baik dari artis nasional, Edo Kondologit maupun Mitha Talahatu.  

Setelah Manokwari, acara kampanye provinsi konservasi ini akan dilanjutkan di Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Raja Ampat, Kota Sorong, Kabupaten Fakfak, dan berakhir di Kabupaten Kaimana. (Petrus Rabu/MC Raja Ampat/toeb)