Perlu Ide Brilian Kembangkan Wisata KKU

:


Oleh MC KAB KAYONG UTARA, Rabu, 26 September 2018 | 12:49 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 2K


Kayong Utara, InfoPublik - Alokasi anggaran percepatan pembangunan sarana dan prasarana wisata Kabupaten Kayong Utara (KKU), mencapai Rp4 sampai Rp5 miliar (M) pertahun. Akan tetapi tidak berbanding lurus dengan pendapatan asli daerah (PAD) KKU, yang hanya Rp100 jutaan pertahun.

Terungkap ketika Bupati Kayong Utara Drs. Citra Duani bin Mas Muhammad Zaini, menerima traveler (pelancong) Eko Wahyudi, didampingi tokoh masyarakat Unnu Syafwani bin Ahmad Yamani. Bertempat di ruang Praja Kantor Bupati Kayong Utara di Sukadana, Selasa (25/9/2019).

“PAD kita dari pariwisata hanya Rp100 jutaan pertahun. Padahal alokasi untuk mendukung bisnis pariwisata di daerah kita mencapai Rp4 sampai Rp5 M. Sekarang zaman teknologi informasi, siar pakai internet lebih murah daripada cetak brosur jutaan rupiah,” kupas Bupati Citra Duani.

Ia tidak berandai-andai untuk menyalahkan siapa-siapa. Ihwal sengkarut bisnis pariwisata di Kayong Utara, diakuinya, dunia pariwisata KKU masih perlu dukungan sarana dan prasarana wilayah. Misalnya, wisatawan domestik maupun mancanegara, kebingungan ketika mencari angkutan darat di kota Sukadana khususnya dan Kayong Utara pada umumnya.

Belum lagi, lanjutnya, armada pengangkutan hingga homestay (rumah singgah) di wisata kepulauan masih belum maksimal. Konsep ekotourisme juga perlu dukungan berbagai pihak, mulai dari masyarakat, pelaku wisata, swasta, hingga pemerintah itu sendiri.

“Fasilitas terhadap kawasan wisata, kita tetap akan menaruh perhatian lebih. Sebab, PAD pariwisata Kayong Utara masih bisa ditingkatkan dan perlu gotongroyong untuk mewujudkannya,” kata Citra Duani.

Pelancong yang sudah berkeliling ke banyak negara, Eko Wahyudi asal kota Pontianak menerangkan jika pelancong tidak semua membutuhkan fasilitas mewah namun lengkap dalam artian sederhana.

“Pelancong dari negara asing, banyak yang berminat mau melihat Orang Utan hingga keindahan pasir putih pulau Pelapis di Kayong Utara. Namun kebanyakan tujuannya hanya sampai ke Ketapang saja. Sebab, mereka bingung mau pergi dan pulang dari Sukadana dan sekitarnya bagaimana? Padahal harusnya informasi dapat dihadirkan di internet, minimal website yang dikelola Pemda KKU,” kata Eko Wahyudi.

Dikatakannya para pelancong dunia saling berhubungan karena niatnya sama, ingin melihat sesuatu yang baru. Misalnya bagi bangsa Eropa dan Amerika yang modern, ingin melihat ketradisionalan Kayong Utara.

“Pada Jumat, 27 September 2018 di kota Bandung provinsi Jawa Barat (Jabar) akan diadakan pertemuan para traveler dunia. Menurut agendanya, akan dihadiri traveler dari 95 negara yang ada di dunia. Kita coba promosikan keindahan alam dan budaya Kayong Utara,” tutur Eko Wahyudi. (mckabkayongutara/zall/norita)