Peninggalan Pra-Islam Ditemukan di Biaro Pariangan Tanah Datar

:


Oleh MC Prov Sumatera Barat, Selasa, 18 September 2018 | 17:48 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 1K


Tanah Datar, InfoPublik - Tim Arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Sumatera Utara kembali melakukan ekskavasi atau penggalian di Nagari Tuo Pariangan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Ekskavasi ini ditujukan untuk menelusuri peninggalan cagar budaya yang ada di daerah tersebut. Ketua Tim Peneliti, Taufiqur Rahman Setiawan mengatakan penelitian yang dilakukan kali ini berangkat dari rekomendasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar, Senin (17/9).

“Sebelumnya sudah dilakukan pendataan oleh BPCB Sumbar, selanjutnya baru dilanjutkan dengan rekomendasi ke Balar untuk melakukan penelitian lebih lanjut,” tutur Taufiq di Pariangan. 

Berdasarkan laporan dan cerita masyarakat setempat, daerah Biaro yang menjadi lokasi ekskavasi kali ini pernah ditemukan beberapa bata ketika mereka sedang menggali tanah untuk membangun pondasi rumah. Berdasarkan laporan tersebut, pihaknya menduga di daerah tersebut terdapat sebuah struktur bangunan yang dahulunya digunakan sebagai tempat pemujaan.

Indikasi lainnya adalah keberadaan Prasasti Pariangan yang tidak jauh dari lokasi penelitian. Biasanya, keberadaan sebuah prasasti akan diiringi oleh keberadaan bangunan lain atau sebuah peristiwa penting dimasa lalu.

“Secara topinimi atau asal usul nama daerah, daerah ini bernama Biaro yang berasal dari kata biara atau vihara yang pada zaman pra-Islam digunakan sebagai tempat pemujaan,” ujarnya.

Ekskavasi telah dimulai sejak tanggal 11 September tersebut, sejauh ini tim baru menemukan beberapa temuan yang merupakan hasil pembakaran berupa pecahan gerabah dan bata. Penggalian akan terus dilakukan hingga tanggal 18 September nanti, dan selama kegiatan ini pihaknya melibatkan beberapa orang peneliti yang berasal dari Balar Sumut, BPCB Sumbar dan Balai Bahasa.

Sementara itu, salah seorang anggota peneliti dari BPCB Sumbar, Dodi Chandra mengatakan selain kegiatan penelitian yang dilakukan dengan melibatkan banyak pihak, kedepannya perlu dilanjutkan dengan sosialisasi terkait cagar budaya kepada masyarakat.

“Kedepannya diharapkan masyarakat juga dapat ikut melestarikan peninggalan cagar budaya yang merupakan warisan leluhur,” tutup Dodi Chandra. (Eko Kurniawan/Diskominfo)