Pemberlakuan Sistem Ujian CPNS Gunakan CAT Beratkan Pelamar Asli Papua

:


Oleh MC KAB SORONG, Jumat, 14 September 2018 | 08:35 WIB - Redaktur: Kusnadi - 2K


Sorong, InfoPublik – Pemberlakuan system ujian formasi CPNS (calon pegawai negeri sipil) 2018 menggunakan CAT (Computer Assisted Test) dinilai memberatkan pencari kerja, khususnya bagi kami masyarakat asli Papua.

Sehubungan dengan hal itu, ratusan pencari kerja melakukan aksi demo damai yang dilakukan ratusan pemuda Papua di Kantor UPT (Unit Pelaksana Teknis) Badan Kepegawaian Negara, Perwakilan Sorong, Kamis (13/9) di Aimas.

“Pendemo membawa spanduk dan pamflet, dimana dengan tegas agar Bupati Sorong, Gubernur Papua Barat dan pihak BKN meninjau dan membatalkan pelaksanaan CAT tersebut,” ujar coordinator aksi  Romy Kolin.

Pemberlakuan CAT pada ujian CPNS tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi kedaerahan, dimana masih banyak pemuda Papua yang belum memahami penggunaan CAT, serta sarana pendukung yang belum siap.

Bahkan  jika dipaksakan akan merugikan anak Papua yang mengikuti test CPNS 2018 tersebut.

"Jangan samakan kami dengan daerah lain yang sudah maju, kami di sini (Papua) belum paham dengan sistem CAT, fasilitasnya juga terbatas, maka dari itu kami serukan agar bupati, gubernur, dan BKN agar meninjau ulang dan membatalkan pelaksanaan ujian CPNS dimaksud," ujarnya.

Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kabupaten Sorong Hermanus Rumwaropen mengatakan, peserta dapat melihat dan melakukan ujicoba CAT dengan menggunakan alamat website yang disiapkan oleh BKN, dan tidak perlu khawatir saat pelaksanaan ujian dengan sistem CAT nanti.

"Ini hanya simulasi saja, jadi tidak perlu diprotes, nanti kita lihat ke depan,” beber Rumwaropen.Sementara itu, Kepala UPT BKN XIV, HB. Simarmata mengatakan, kuota untuk simulasi CAT hanya 500, sedangkan yang telah diterima BKN mencapai 1.000.

Namun demikian,  ada cara lain sebagai solusi agar dapat mengikuti simulasi CAT, melalui website BKN(CAT.BKN.GO.ID/), sedangkan terkait permintaan pembatalan CAT bukan wewenangnya untuk memberikan jawaban.

"Kita siapkan kuota 500, yang diterima 1.000, makanya kami hentikan, silahkan masuk ke website BKN, disana bisa mengikuti test sepuasnya karena soalnya sangat banyak,” kata HB Simarmata.

Sesuai dengan rencana, ratusan pemuda Papua ini akan menyampaikan aspirasi kepada wakil rakyat di DPRD setempat agar mendorong masalah seleksi dengan menggunakan sistem CAT tersebut dihentikan. (MC.Kab.Sorong/wahyudi kho/rim/Kus)