Titik Api di Gunung Sindoro – Sumbing Akan Dipadamkan Dengan Water Bombing

:


Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Kamis, 13 September 2018 | 22:49 WIB - Redaktur: Tobari - 593


Temanggung, InfoPublik – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung menyatakan lima titik api kebakaran pada hutan Gunung Sumbing dan dua titik api kebakaran di hutan Gunung Sindoro, akan dilakukan pemadaman menggunakan water bombing.

Hal ini disampaikan langsung oleh Plt Harian Kepala BPBD Kabupaten Temanggung Gito Walngadi saat melakukan penjagaan di Kledung, Kabupaten Temanggung, Kamis (13/9). Lima titik api yang terdapat di Gunung Sumbing tersebut merupakan kebakaran yang terjadi sejak tanggal 8 September 2018.

Gito menyebutkan kelima titik tersebut berada pada petak 20-1 dan 27-2 di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kecepit, Bulu Temanggung dengan lahan seluas 393,4 hektare yang telah terbakar.

Sementara itu, untuk dua titik api yang terdapat di Gunung Sindoro merupakan titik api baru yang muncul pada hari Kamis (13/9) pada pukul 11.00.

Menurut Gito sebelumnya kebakaran yang terjadi di Gunung Sindoro beberapa waktu lalu sempat padam pada Rabu (12/9) pada pukul 18.50. Dua titik baru tersebut terjadi di 10-1 yang berada pada RPH Kuwadungan, Kledung Temanggung, dengan total luasan 385,6 hektare.

Adapun dalam kejadian tersebut Gito mengatakan, pemadaman api akan dilakukan dengan water bombing mengggunakan helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Langkah tersebut diangggap cara yang paling efektif untuk pemadaman api, setelah sebelumnya pemadaman hanya dilakukan dengan cara yang manual.

“Ini pastinya efektif, karena dengan cara manual kita tidak bisa memadamkan api secara tuntas, sehingga perlu itu, sehingga kalau tidak segera dipadamkan takutnya nanti api merembet ke pemukiman”, jelas Gito.

Terkait dengan upaya pemadaman dengan water boming sendiri, helicopter milik BNPB telah mendarat di Lapangan Kledung, Temanggung pada pukul 16.30 sore tadi. Tetapi untuk saat ini helicopter belum bisa langsung melakukan water bombing karena masih harus dilakukan survey.

“survey dulu nanti mana yang mau diambil airnya, mana yang bisa, apakah heli ini operasionalnya layak tidak untuk ketinggian segitu nanti kita akan koordinasikan dengan tim terlebih dahulu,” tambah Gito. (MC TMG /Ria/Coeplis/EJPtoeb)