Pemkab. Gianyar Gelar Dharma Shanti Nyepi Tahun Caka 1940

:


Oleh MC KAB GIANYAR, Jumat, 13 April 2018 | 11:07 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 914


Gianyar, InfoPublik - Pemkab Gianyar menggelar Dharma Shanti Nyepi Tahun Caka 1940, yang dipusatkan di wantilan Pura Samuan Tiga, Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali, Kamis, (12/4).

Dharma Shanti kali ini yang mengambil tema “Melalui Dharma Shanti Nyepi Tahun Caka 1940 Kita Tingkatkan Soliditas Sebagai Perekat Kebhinekaan Untuk Mewujudkan Gianyar yang Aman, Damai, dan Sejahtera” dibuka secara resmi Penjabat (Pj) Bupati Gianyar, DR. I Ketut Rochineng, SH.,MH., dihadiri para sulinggih se-Kabupaten Gianyar, Sekdakab Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya serta pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Lingkungan Pemkab Gianyar.

Pada kesempatan tersebut juga diserahkan punia secara simbolis kepada sulinggih, pemangku, bendesa, kelian adat serta pekaseh se-Kabupaten Gianyar. Punia tersebut sebagai bentuk apresiasi Pemkab Gianyar terhadap para sulinggih, pemangku, bendesa, kelian adat serta pekaseh yang memegang peranan penting dalam menjalankan nilai-nilai agama Hindu, budaya dan pembangunan Gianyar yang berlandaskan Tri Hita Karana sehingga tercapai Gianyar yang aman dan damai.

Kegiatan Dharma Santhi merupakan  rangkaian pelaksanaan Hari Raya Nyepi, 28 Maret 2017 sebagai wujud syukur karena telah terlaksana dengan baik serta toleransi yang tinggi dari seluruh warga Kabupaten Gianyar. Dharma Santhi diikuti oleh 650 peserta yakni, 187  Sulinggih Se Kabupaten Gianyar, Bendesa Desa Pakraman se- Kabupaten Gianyar sebanyak 272 orang, perbekel dan lurah se-Kabupaten Gianyar, Forkomindo dan Instansi terkait MMDP, PHDI serta FKUB.

Pj Bupati Gianyar, DR. I Ketut Rochineng, SH.,MH., mengatakan, pelaksanaan Catur Brata Penyepian Caka 1940 sangat istmewa karena bertepatan dengan Piodalan Sanghyang Aji Saraswati yang dipercaya sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan.

Selain senbagai ajang instrospeksi diri, pelaksanaan Catur Brata Penyepian juga sebagai sarana untuk meningkatkan keluhuran budi pekerti, kesucian buana alit dan buana agung. Begitu juga dengan perayaan Hari Suci Saraswati, umat diharapkan supaya ingat dengan Jnana Atma yang sangat penting untuk mewujudkan tujuan dharma kehidupan yaitu  Widya Dhanam, Sarwadhana Lan Pradanam, Jnana Atma atau ilmu pengetahuan sebagai harta yang utama. “Membangun bangsa dan negara tidak hanya bisa berdasar harta dan kekayaan alam saja. Tetapi, sumber daya manusia yang berbudi luhur, pondasi utama untuk menuju kesukertan jagat,” terang Rochineng.

Rochineng berharap, pelaksanaan Hari Suci Nyepi dan Saraswati juga bisa meningkatkan persatuan umat sesuai dengan Tri Hita Karana yakni, srada dan bhakti yang tidak hanya ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa namun juga kepada semua makhluk hidup. (MC. Gianyar/wet/eyv)