Natal Jadi Momentum Membangun Toleransi Kehidupan Berbangsa

:


Oleh lsma, Kamis, 27 Desember 2018 | 14:23 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 708


Larantuka, InfoPublik - Pastor Paroki Katedral Reinha Rosari Larantuka Romo (Rm) Hendrikus Leni Pr mengatakan bahwa umat Katolik harus bisa menjadikan perayaan Natal sebagai swbuah momentum untuk membangun dan meningkatkan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Dalam perayaan Natal ini, harus tetap dijaga agar umat betul-betul memahami perayaan ini sebagai hari dimana Kristus datang ke tengah umat manusia, membawa damai, dan mengajak umat untuk membangun kedamaian," kata Rm Hendrikus di Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka, Rabu (26/12).

Rm Hendrikus menambahkan, umat Katolik, dengan khidmat Allah harus tetap dalam hubungan militansi sebagai pengikut-pengikut Kristus.

Dalam konteks ini, lanjutanya, militansi berarti bahwa umat sebagai pengikut Kristus, teristimewa orang Katolik yang merayakan Natal harus berani mewartakan Kristus dalam hidup sederhana, damai penuh cinta kasih, bangun toleransi, dan berani untuk meninggalkan cara-cara yang tidak benar dan tidak sesuai dengan ajaran Kristus.

"Kita tidak mau dan jangan sampai ada perpecahan diantara umat karena adanya perbedaan pendapat," tegas Rm Hendrikus.

Dengan kaidah militansi tersebut, umat Katolik harus tetap membangun militansi, baik sebagai warga negara, maupun sebagai warga gereja.

"Jadi istilahnya tetap 100 persen Katolik, 100 persen NKRI, dan kita tetap berjuang untuk NKRI, kita ajak umat untuk tetap membangun rasa sebagai orang Indonesia," ujarnya.

Rm Hendrikus menegaskan kepada umat agar terus meningkatkan iman, membangun Panca Tugas Gereja.

"Panca tugas gereja yang dimaksud adalah Liturgi, Pewartaan, Persekutuan, Pelayanan, Kesaksian," pungkasnya.

Hal senada disampaikan Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli. Menurut Agustinus, perayaan Natal kali ini harus dipenuhi dengan spirit kekeluargaan dan persaudaraan.

"Jauhilah sikap saling bermusuhan, menghina serta menjatuhkan satu sama lain. Sikap Saling fitnah, menghina, mengejek, tidak mendukung harus dikuburkan. Selalu kedepankan kekeluargaan dalam setiap masalah. Hentikan konflik kekerasan. Sebab, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Asalkan dilakukan dengan niat baik,” ujarnya.

Memasuki tahun poltik 2019, Agustinus pun berpesan agar masyarakat Flores Timur tetap menjaga suasana kondusif.

“Saya minta tolong jaga situasi politik di tahun politik 2019. Pilihlah sesuai hati nurani, jangan ada pemaksaan, karena siapapun yang terpilih adalah presiden rakyat Indonesia. Tidak boleh saling fitnah dan menjatuhkan,” tegas Agustinus.