Kemenkes: Belum Ada Bukti Ilmiah Varian Baru COVID-19 Lebih Ganas

:


Oleh Putri, Jumat, 5 Maret 2021 | 18:53 WIB - Redaktur: Untung S - 384


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menerima informasi adanya dua kasus positif COVID-19 dengan mutasi atau varian baru virus corona dari Inggris atau B.1.1.7 pada Senin, 1 Maret 2021. Dua kasus tersebut merupakan hasil temuan dari 462 sampel yang diperiksa.

Melalui keterangan resminya Jumat (5/3/2021) Juru Bicara Vaksin COVID-19, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan Virus Corona adalah tipe virus RNA (ribonucleic acid) yang secara alami mudah mengalami mutasi.

"Mutasi memang merupakan kemampuan virus untuk bertahan hidup. Hingga saat ini, kami belum mendapatkan bukti ilmiah bahwa virus mutasi COVID-19, atau varian baru ini lebih tinggi tingkat keganasannya dibanding virus COVID-19 yang awal," kata Nadia.

Lanjut Nadia, namun, dari beberapa penelitian di negara lain menunjukkan varian virus baru ini lebih cepat menular. Mutasi terjadi pada bagian tanduk atau spike dari virus yang menyebabkan virus lebih mudah masuk ke sel sasaran sehingga penularannya akan lebih cepat dibanding varian yang lama.

Kecepatan penularan mutasi virus tersebut tidak menyebabkan bertambah parahnya penyakit, namun penelitian terkait varian baru ini terus dilakukan. Para peneliti yang mendalami virus Corona B.1.1.7 mengonfirmasi bahwa efektivitas inokulasi terhadap virus masih ada di level yang bisa diterima sehingga sejauh ini belum mengganggu kinerja vaksin.

Vaksin yang sekarang digunakan pemerintah masih efektif untuk mencegah penularan mutasi virus sehingga tidak akan mempengaruhi kekebalan kelompok. Nadia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak perlu resah, namun harus tetap waspada.

Meskipun tingkat keganasan varian baru virus COVID-19 ini belum diketahui, namun dengan kemampuan penularan yang lebih tinggi, kami menghimbau masyarakat harus lebih waspada. Juga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan harus lebih diperketat, serta mensukseskan program vaksinasi COVID-19.

Selain itu, menjelang libur panjang akhir pekan ini. Masyarakat diimbau dengan sangat masyarakat untuk menahan diri dan tidak bepergian dulu. Mengingat setelah libur panjang, umumnya terjadi peningkatan kasus positif COVID-19 dari kluster keluarga," kata Nadia. (Foto: Kemenkes)