BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi Sepekan ke Depan

:


Oleh Dian Thenniarti, Selasa, 16 Februari 2021 | 11:48 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 439


Jakarta, InfoPublik - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia hingga sepekan ke depan (15-21 Februari 2021).

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto melalui siaran persnya, Selasa (16/2/2021) merinci, untuk prakiraan tinggi gelombang sepekan kedepan (15 - 21 Februari 2021), dengan ketinggian 1.25 meter - 2.5 meter (kategori sedang) berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna, perairan timur Kep. Bintan - Lingga, perairan utara Bangka Belitung, Selat Gelasa, Selat Karimata, perairan selatan Kalimantan, perairan Kalimantan Utara, perairan utara Jawa, Laut Bali, Selat Bali bagian selatan, Selat Lombok, Selat Alas, dan Selat Sape.

Selanjutnya, Selat Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai, perairan Kupang - P. Rote, perairan Kep. Selayar, Teluk Bone bagian selatan, Selat Makasar, perairan barat dan utara Sulawesi, Laut Sulawesi bagian barat dan tengah, Laut Maluku bagian selatan, perairan barat Kep. Halmahera, Laut Seram, perairan selatan P. Buru - P. Seram, perairan Kep. Kei - Kep. Aru, perairan Kep. Sermata - Kep. Tanimbar, Laut Arafuru bagian barat dan tengah, perairan P. Yos Sudarso, perairan Fakfak - Kaimana - Amamapare - Agats, serta Teluk Cendrawasih.

Sementara gelombang dengan ketinggian 2.5 meter - 4.0 meter (kategori tinggi) berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara, perairan utara Kep. Anambas - Kep. Natuna, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh hingga Kep. Mentawai, perairan Enggano - Bengkulu, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, serta perairan selatan Jawa hingga P. Sumba.

Kemudian, Samudra Hindia barat Sumatra hingga selatan NTT, Laut Jawa, Laut Sumbawa, Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru bagian timur, Laut Sulawesi bagian timur, perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara dan timur Kep. Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat hingga Papua, serta Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua.

Guswanto menjelaskan, berdasarkan pantauan BMKG, kondisi tersebut disebabkan oleh monsun Asia yang masih mendominasi wilayah Indonesia dan diperkuat oleh aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin di sebagian wilayah Indonesia.

Selain itu, adanya pusat tekanan rendah di wilayah utara Indonesia dan di Australia bagian utara yang mempengaruhi pola arah dan kecepatan angin sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Indonesia.