Menristek: Vaksin Merah Putih Wujud Kemandirian Bangsa Hadapi COVID-19

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 27 Januari 2021 | 21:42 WIB - Redaktur: Untung S - 274


Jakarta, InfoPublik – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro, mengatakan vaksin Merah Putih yang kini sedang dikembangkan merupakan wujud kemandirian bangsa terhadap Vaksin COVID-19.

“Indonesia itu, tidak boleh bergantung seratus persen terhadap Vaksin import,  karena Indonesia bukan negara kecil, Indonesia penduduknya 270 juta. Jadi tidak masuk akal kita hanya tergantung pada vaksin impor,” kata Menteri Bambang pada acara Rakor Riset dan Inovasi Nasional Tahun 2021 di Puspiptek Serpong, Rabu (27/1/2021).

“Oleh karena itu, kita perlu punya kemandirian terhadap Vaksin COVID-19 itu dalam bentuk Vaksin Merah Putih,  dimana kita melihat kalau menurut  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) vaksinasi akan selesai 15 bulan. Kita harapkan Vaksin Merah Putih barangkali bisa berpartisipasi pada bagian akhir dari vaksinasi yang pertama ini,” ujarnya.

Menteri Bambang menjelaskan, jangan lupa daya tahan tubuh yang ditimbulkan oleh vaksin. “Kalaupun kita divaksin sekarang,  tidak akan bertahan selamanya.  Jadi ada kemungkinan  perlu ada vaksinasi ulang. Nah tentunya kita harapkan, ketika sudah vaksinasi ulang  itu adalah Vaksin Merah Putih, dimana kita tidak perlu lagi bergantung kepada impor,” paparnya.

“Impor kita lakukan  karena kebutuhan mendesak, bahwa penanganan COVID-19 segera dilakukan, karena herd immunity harus segera dibentuk.  Tapi kita harus menjaga keberlangsungan dari herd immunity tadi, agar pandemic ini tidak mengganggu kita lagi di kemudian hari, disitulah peran vaksin Merah Putih. Jadi intinya adalah kemandirian  dan upaya untuk  kesinambungan  herd immunity,” ungkapnya.

Seperti diketahui, saat ini ada enam institusi dalam negeri yang mengembangkan vaksin Merah  Putih, yakni Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Institut Teknologi Bandung (ITB).