Pandemi Covid-19 , Setifikasi Manasik Digelar Secara During - Luring

:


Oleh Wandi, Kamis, 22 Oktober 2020 | 21:22 WIB - Redaktur: Untung S - 286


Jakarta,  InfoPublik - Pandemi Covid-19 tidak menghalangi Kementerian Agama untuk melakukan sertifikasi pembimbing manasik haji. Program ini tetap dilaksanakan dengan melakukan penyesuaian dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Direktur Bina Haji Khoirizi mengatakan, penyesuaian pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji telah dilakukan antara lain oleh Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat.

Prosesnya dilakukan bekerjasama dengan Center for Hajj and Umrah Studies IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Dalam penyesuaian ini, proses sertifikasi pembimbing dilakukan dengan pola campuran blended learning, dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring atau tatap muka). 

“Penyesuaian ini dilakukan agar sertifikasi tetap bisa berjalan optimal, tujuannya tercapai, meski dalam kondisi pandemi Covid-19,” terang Khoirizi di Jakarta, Kamis (22/10/2020).

“Pola ini sudah digunakan dalam sertifikasi pembimbing manasik haji angkatan VII reguler yang berlangsung selama 12 hari,  19 sampai 30 Oktober 2020,” sambungnya. 

Kasubdit Bimbingan Jemaah Haji Arsyad Hidayat menambahkan, inovasi ini menjadi bagian ikhtiar Kementerian Agama meminimalisir risiko penyebaran Covid-19.

Karenanya, kolaborasi penggunaan media daring dan luring adalah keniscayaan. Hal itu untuk memastikan pilihan metode ceramah, dialog, brainstorming, problem solving, role playing, pemutaran film, diskusi, demonstrasi, refleksi, dan dinamika kelompok tetap bisa diterapkan. 

“Pendekatan ini memanfaatkan media berupa Zoom, WhatsApp Group, Google Classroom, Youtube, dan aplikasi dalam situs resmi Lembaga Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Akreditasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (LSPMH-AKBIHU) IAIN Syekh Nurjati Cirebon,” jelas Arsyad.

Terpisah, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat Adib mengatakan, inovasi sertifikasi ini penting agar peningkatan kompetensi pembimbing haji ini tetap dapat berjalan, meski pandemi.

Kompetensi itu terkait dengan aspek keilmuan haji, regulasi, dan praktiknya. Keberadaan pembimbing manasik yang mumpuni diperlukan untuk mendampingi jemaah haji Jawa Barat yang sangat banyak. 

“Kami juga sedang membangun asrama haji di Indramayu dan pusat pelayanan haji terpadu di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat,” tuturnya. 

Direktur Center for Hajj and Umrah Studies IAIN Syekh Nurjati Cirebon Muzaki menambahkan,  pilihan menggunakan metode campuran sebagai respon atas kondisi pandemi.

Sertifikasi ini dikemas untuk menyiapkan para pembimbing manasik haji dan umrah yang profesional dan terstandar.

“Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 100 orang, yaitu perwakilan ASN Kementerian Agama dari setiap kabupaten dan kota serta perwakilan Pimpinan Wilayah Ormas di Jawa Barat.” ungkapnya.

Menurutnya, pada sesi daring, peserta diwajibkan mengikuti semua mata pelatihan melalui aplikasi Webinar Zoom Meeting. Materi bimbingan disediakan dalam portal Center for Hajj and Umrah Studies IAIN Syekh Nurjati Cirebon di www.haji-sejati.or.id.

“Pelatihan secara daring dilaksanakan selama tujuh hari untuk materi yang bersifat teoritik,” ujarnya.

“Sementara sesi luring dilaksanakan selama lima hari untuk materi yang bersifat praktik, seperti praktik manasik haji,” pungkasnya.